I.
PENDAHULUAN
Pada ternak mamalia dewasa fluktuasi berbagai hormon
reproduksi dikenal sebagai siklus estrus yang terdiri atas proestrus, estrus,
mesestrus dan diestrus atau secara global umunya dikenal dengan phase folikel
(fase pertumbuhan, yang ditandai dengan level estrogen tinggi, sedangkan fase
luteal memiliki waktu yang cukup panjang ditandai dengan perkembangan corpus
luteum dan kadar progreteron tinggi) sekresi FSH terjadi secara ritmis selama
4-5 hari sebelum birahi, menjelang fase luteal berakhir konsentrasi FSH dalam
plasma meningkat dan akan merangsang pertumbuhan folikel.
Sistem
reproduksi hewan betina pada umumnya menampakkan perubahan-perubahan yang
teratur setelah hewan betina mengalami pubertas. Pada kondisi ini, siklus
reproduksi telah siap dimulai. Dalam siklus estrus selalu melibatkan
organ-organ reproduksi dan diatur oleh hormon-hormon reproduksi.
Berahi atau
estrus atau heat, didefinisikan sebagai periode waktu dimana betina menerima
kehadiran pejantan, kawin , atau dengan kata lain dara atau betina sudah aktif
aktivitas sexualitasnya. Lamanya waktu siklus berahi dari seekor hewan dihitung
dari mulai munculnya berahi, sampai munculnya berahi lagi pada periode
berikutnya.
kambing
betina termasuk hewan yang mengalami siklus polyestrus yaitu hewan yang
aktivitas seksualnya hanya selama musim tertentu saja dan tidak
dapat berkembang biak selama sisa tahun. kambing memiliki siklus estrus yang
teratur. Sebuah siklus estrus yang lengkap termasuk perkembangan telur (ovum)
di ovarium, menyiapkan rahim untuk kehamilan, periode penerimaan terhadap
jantan (periode estrus), dan berakhir dengan pelepasan telur dari ovarium
(ovulasi). Dalam siklus estrus kambing ada beberapa peluang bagi kambing
tersebut untuk hamil selama musim kawin tunggal.
II. PEMBAHASAN
1.
Birahi Pada Sapi
Sapi yang normal mengalami birahi pertama antara umur 1,5 –
2 tahun, namun di lapangan banyak juga ditemukan sapi betina yang mengalami
birahi pertama pada umur diatas 2 tahun. Lambatnya terlihat gejala birahi dapat merugikan peternak dari segi
waktu, tenaga dan materi. Tanda - tanda birahi pada sapi
betina adalah :
1.
ternak gelisah
2.
sering berteriak
3.
suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4.
vulva : bengkak, berwarna merah, bila
diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 B dalam
bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
5.
dari vulva keluar lendir yang bening dan
tidak berwarna
6.
nafsu makan berkurangGejala - gejala
birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak.
Jika tanda-tanda birahi
sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada
petugas. Betina-betina yang berahi mempunyai vulva yang lembab, lender bening
seringkali nampak keluar dari vulva. Betina yang dalam fase lain dalam siklus
berahi bisa jadi menaiki betina lain, tetapi tidak mau jika dinaiki, oleh
karena itu betina diam dinaiki merupakan tanda tunggal yang kuat bahwa betina
dalam keadaan berahi.
Jika seekor betina
memasuki siklus berahi, manakala betina tersebut dalam keadaan fertile, dimana
betina ini berovulasi atau melepas sel telur dari ovariumnya. Waktu terbaik
unatu menginseminasi dalah jika betina dalam keadaan standing heat, yaitu
sebelum terjadi ovulasi.
Satu hal yang
dianjurkan untuk mengadakan pendeteksian berahi adalah denga cara menempatkan
sapi-sapi dara atau induk pada sebuah padang penggembalaan deteksi berahi.
Padang penggembalaan ini seyogyanya cukup luas, memungkinkan betina-betina bisa
kesana-kemasi dan bebas merumput, namun juga tidak terlalu luas, sehingga
operator dapat mengadakan deteksi berahi dengan mudah.
Satu kunci sukses dalam
deteksi berahi adalah lamanya waktu untuk mengamati betina-betina, memeriksa
tanda-tanda berahi, adalah dianjurkan bagi operator meluangkan waktu selama
minimal 30 menit pada pagi hari dan 30 menit pada sore hari. Operator juga
dianjurkan memperhatikan betina-betina pada waktu-waktu yang sama setiap hari.
Jadi, mempelajari mengenal tanda-tanda berahi dan mengetahuinya betina-betina
yang sedang berahi merupakan kunci suksesnya satu program IB.
Lamanya berahi
bervariasi pada tiap – tiap hewan dan antara individu dalam satu spesies.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh variasi-variasi sewaktu estrus, terutama
pada sapi dengan periode berahinya yang terpendek di antara semua ternak
mamalia.
Berhentinya estrus
sesudah perkawinan merupakan indikasi yang baik bahwa kebuntingan telah
terjadi. Akan tetapi dapat juga terjadi pada 3 sampai 5 % sapi – sapi yang
bunting selama 3 bulan pertama masa kebuntingan walaupun dapat terjadi dalam
bulan–bulan yang lebih tua.
Siklus
Berahi
Menurut
perubahan-perubahan yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan selama siklus
estrus maka siklus estrus dibedakan menjadi empat fase yaitu proestrus, estrus,
metestrus/postestrus, dan diestrus. Pembagian yang lain berdasarkan
perkembangan folikel dan pengaruh hormon maka siklus estrus dibedakan menjadi
fase folikuler atau estrogenik yang meliputi proestrus dan estrus, serta fase
luteal atau progestational yang terdiri atas metestrus/postestrus dan diestrus.
Proestrus
Proestrus merupakan periode sebelum
hewan mengalami estrus yaitu periode pada saat folikel de Graff sedang tubuh
akibat pengaruh FSH dan menghasilkan estradiol dengan jumlah yang semakin
bertambah. Sistem reproduksi melakukan persiapan-persiapan untuk melepaskan
ovum dari ovarium. Folikel atau folikel-folikel (tergantung spesiesnya)
mengalami pertumbuhan yang cepat selama 2 atau 3 hari, kemudian membesar akibat
meningkatnya cairan folikuler yang berisi hormon estrogenik.
Estrogen yang diserap oleh pembuluh
darah dari folikel akan merangsang saluran reproduksi untuk mengalami
perubahan-perubahan. Sel-sel dan lapisan bersilia pada tuba falopii
pertumbuhannya meningkat, mukosa uteri mengalami vaskularisasi, epitel vagina
mengalami penebalan dan terjadi vaskularisasi, serta serviks mengalami elaksasi
secara gradual. Banyak terjadi sekresi mukus yang tebal dan berlendir dari sel-sel
goblet seriks, vagina bagian anterior, dan kelenjar-kelenjar uterus. Pada sapi
dan kuda terjadi perubahan dari mukus yang lengket dan kering menjadi mukus
kental seperti susu, dan pada akhir proestrus berubah lagi menjadi mukus yang
terang, transparan, dan menggantung pada vulva. Corpus luteum dari periode
sebelumnya mengalami vakuolisasi, degenerasi, dan pengecilan secara cepat.
Estrus
Estrus merupakan periode yang
ditandai oleh keinginan kelamin dan penerimaan pejantan oleh hewan betina.
Selama periode estrus, umumnya betina akan mencari dan menerima pejantan untuk
kopulasi. Folikel de Graff menjadi matang dan membesar, estradiol yang
dihasilkan folikel de Graff akan menyebabkan perubahan-perubahan pada saluran
reproduksi yang maksimal. Selama atau segera setelah periode ini terjadi
ovulasi akibat penurunan FSH dan meningkatka LH dalam darah.
Pada periode ini, tuba falopii mengalami perubahan yaitu
menegang, berkontraksi, epitelnya matang, cilianya aktif, dan sektesi cairan
bertambah. Ujung oviduk yang berfimbria merapat ke folikel de Graff untuk
menangkap ovum matang. Uterus akan berereksi, tegang, dan pada beberapa spesies
akan mengalami oedematus. Suplai darah meningkat, mukosa tumbuh dengan cepat
dan lendir disekresikan. Serviks mengendor, agak oedematus, dan sekresi
cairanya meningkat. Mokosa vagina sangat menebal, sekerinya bertambah, epitel
yang berkornifikasi tanggal. Vulva mengendor dan oedematus pada semua spesies,
pada babi sangat jelas. Pada sapi terdapat leleran yang bening dan transparan seperti seutas tali menggantung pada vulva.
Pada akhir estrus terjadi peningkatan leukosit yang bermigrasi ke lumen uterus.
Metestrus/Postestrus
Metestrus merupakan periode segera
setelah estrus, ditandai dengan pertumbuhan cepat korpus luteum yang berasal
dari sel-sel granulosa yang telah pecah di bawah pengaruh LH. Metestrus
sebagian besar berada di bawah pengaruh hormon progesteron yang dihasilkan
korpus luteum. Kehadiran progesteron akan menghambat sekresi FSH sehingga tidak
terjadi pematangan folikel dan estrus tidak terjadi.
Pada periode ini, uterus mengadakan
persiapan untuk menerima dan memberi makan embrio. Pada awal postestrus,
epitelium pada karunkula uterus sangat hiperemis dan terjadi hemoragis kapiler
yang menyebabkan terjadinya pendarahan. Sekresi mukus menurun dan diikuti
pertumbuhan yang cepat dari kelenjar-kelenjar endometrium. Pada pertengahan
sampai akhir metestrus, uterus agak melunak karena otot-ototnya mengendor.
Apabila tidak terjadi kebuntingan maka uterus dan saluran reproduksi yang lain
akan beregresi kekeadaan kurang aktif.
Diestrus
Diestrus merupakan fase terakhir dan
terlama dalam siklus estrus ternak-ternak mamalia. Korpus luteum menjadi matang
dan pengaruh progesteron menjadi dominan. Endometrium menebal, kelenjar uterina
membesar, dan otot uterus menunjukkan peningkatan perkembangan. Perubahan ini
ditunjukkan untuk mensuplai zat-zat makanan bagi embrio bila terjadi
kebuntingan. Kondisi ini akan terus berlangsung selama masa kebuntingan dan
korpus luteum akan dipertahankan sampai akhir masa kebuntingan.
Serviks menutup rapat untuk mencegah benda-benda asing
memasuki lumen uterus, mukosa vagina menjadi pucat, serta lendirnya mulai kabur
dan lengket. Apbila tidak terjadi kebuntingan, maka endometrium dan
kelenjar-kelenjarnya beratrofi atau berregresi keukuan semula. Folikel-folikel
mulai berkembang dan akhirnya kembali ke fase proestrus.
Pada beberapa spesies
yang tidak termasuk golongan poliestrus atau poliestrus bermusim, setelah
periode diestrus akan diikuti anestrus. Anestrus
yang normal akan diikuti oleh proestrus. Secara fisiologis, aneastrus ditandai
oleh ovarium dan saluran kelamin yang tenang dan tidak berfungsi. Anestrus
fisiologis dapat diobservasi pada negara-negara yang mempunyai 4 musim, yaitu
musim semi dan panas pada domba serta selama musim dingin pada kuda. Selama
anestrus, uterus kecil dan kendor, mukosa vagina pucat, lendirnya jarang dan
lengket, serta serviks tertutup rapat dengan mukosa yang pucat. Aktivitas
folikuler dapat terjadi dan ovum dapat berkembang tetapi tidak terjadi
pematangan folikel dan ovulasi.
2.
Birahi
Pada Kambing
Ternak dikawinkan jika betina tengah mengalami gejala estrus
atau birahi. Apabila ternak diketahui berahi pada pagi hari, maka sorenya
adalah waktu yang tepat untuk dikawinkan. Sedangkan bila tanda-tanda birahi itu
terjadi di sore hari, maka pagi hari harus segera dikawinkan. Apabila
perkawinan terlambat, maka sel telur tak bisa dibuahi karena berkaitan erat
dengan proses terjadinya ovulasi dan masa hidupnya sperma di dalam alat reproduksi.
Begitu juga apabila kambing terlalu awal dikawinkan, karena belum dicapai
kesuburan optimal. Tanda-tanda birahi pada ternak kambing betina adalah sebagai
berikut :
- Tampak gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara
- Sering mengibas-ngibaskan ekor, jika ekor dipegang akan diangkat ke atas
- Nafsu makan berkurang ; bila kambing digembalakan sebentar-sebentar akan berhenti merumput
- Vulva nampak membengkak berwarna merah
- Dari vagina keluar cairan berwarna putih agak pekat
- Bagi kambing perah, produksi air susu menurun
- Bagi kambing betina yang dipelihara dalam kandang sering tidak menunjukkan gejala di atas. Keadaan demikian disebut birahi tenang.
Lama waktu birahi
ternak kambing betina : 1-2 hari. Siklus birahi/ munculnya birahi ternak betina
setiap 19-20 hari. Adapun umur pertama birahi pada kambing yaitu pada saat
dewasa kelamin karena merupakan masa munculnya gejala birahi pertama kali pada
ternak jantan maupun betina. Dewasa kelamin pada ternak jantan umur 6-8 bulan
dan betina pada umur 8-12 bulan.
Siklus
Estrus
Rata-rata siklus estrus
kambing adalah 17 hari. Namun, biasanya ada varisi dalam siklus tersebut hal
ini dikarenakan adanya perbedaan ras dan individu kambing tersebut. Dalam
spesies ternak lainnya telah menemukan bahwa meskipun ada variasi diantara
individu kambing yang berbeda, namun panjang siklus untuk kambing relatif
konstan. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti stres lingkungan,kekurangan
gizi, dan cuaca dapat mengganggu keteraturan siklus estrus tersebut.
Fase
Proestrus
Fase proestrus
merupakan fase sebelum estrus dimana folikel de Graaf tumbuh dibawah pengaruh
FSH sebagai persiapan pelepasan ovum dari ovarium. Ciri-cirinya antara lain :
terjadi peningkatan pertumbuhan silia tuba fallopii,vascularisasi mucosa uteri
dan vascularisasi epitel vagina. Servik mensekresikan mukosa tebal dan
berlendir, mukosa yang kental menjadi terang dan transparan dan menggantung
pada vagina diakhir proestrus.
Fase
Estrus
periode setelah
proestrus ini adalah ditandai dengan timbulnya keinginan kelamin untuk kawin,
betina menerima pejantan untuk berkopulasi. Selain hal itu, terjadi pematangan
folikel de Graaf, tuba fallopii menegang dan ujungnya (fimbrae) merapat ke
folikel, uterus memberikan reaksi kemudian servik mengendor dan tampak sekali tanda-tanda
birahi. Pada masa akhir esrus ini terjadi ovulasi.
Fase
Metestrus
Merupakan fase pasca
estrus. Pada fase ini corpus luteum berkembang dibawah pengaruh hormone LH.
Corpus Luteum menghasilkan hormone progesterone yang berfungsi menghambat
sekresi FSH sekaligus menghambat perkembangan folikel de Graaf sehingga tidak
terjadi estrus. Ciri-cirinya antara lain : Ephitelium pada carunculae terjadi
hiperemis yaitu haemorhagi kapiler dan terjadi pendarahan proestrus atau
menstruasi.
Fase Diestrus
Merupakan periode
terakhir siklus estrus. Pada masa ini corpus luteum menjadi matang dan pengaruh
progesteron menjadi sangat nyata. Servik kembali menutup, lender vagina lengket
dan uterus mengendor. Pada fase inilah perkembangan folikel primer dan sekunder
mulai terjadi, sedangkan folikel de Graff tidak akan terjadi setelah fse
diestrus berakhir.
Fase
Anestrus
Selain fase utama
diatas, dalam siklus estrus juga dikenal fase anestrus. Fase ini ditandai
dengan ovarium dan saluran kelamin yang tenang dan tidak berfungsi. Aktivitas
folikuler pada ovarium berkembang tetapi pematangan folikel dan ovulasi jarang
terjadi. Selama periode anestrus, fase diesrus berlangsung pendek, corpus
luteum menjadi matang dan uterus mengendor kecil lalu cerviks
merapat,mukosa vagina dan serviks pucat.
3.
Birahi
Pada Domba
Pubertas (birahi
pertama) untuk ternak domba, terjadi pada umur 6 - 12 bulan. Oleh karena pada
pubertas organ kelamin belum sempurna maka dianjurkan ternak dikawinkan setelah
umur 1 tahun. Pada masa birahi, disertai ovulasi (masaknya ovum atau telur).
Masa birahi terjadi hanya beberapa saat, yaitu sewaktu hormon estrogen mencapai
puncaknya. Masa birahi domba terjadi 24 - 36 jam.
Jarak antara birahi
yang satu sampai dengan pada birahi berikutnya disebut sebagai satu siklus
birahi, adapun yang dimaksud dengan birahi (estrus) adalah kondisi dimana
ternak betina bersedia menerima pejantan untuk dikawini. Lama siklus birahi
pada ternak domba rata-rata 16 – 18 hari.
Pada saat masa birahi domba betina
menunjukan tanda-tanda sebagai berikut :
a.
Ternak gelisah, nafsu makan
berkurang
b.
Menaiki teman-temannya
c.
Mengangkat-angkat ekornya
d.
Menggosok-gosokan kemaluannya ke
dinding kandang
e.
Pada kemaluannya membengkak, merah, keluar lender, dan selalu kencing
Gejala
birahi perlu diketahui oleh para peternak apabila perkawinannya menggunakan
perkawinan buatan. Apabila kawin alam maka pejantan akan mengetahui domba
betina yang sedang dalam masa birahi. Domba pejantan akan mengendus-endus
kemaluan betina, jika terdapat bau khusus harum yang menurut domba pejantan dan
pejantan akan menaiki domba betina yang sedang birahi.
Siklus
Estrus
Berdasarkan perilaku seksual, maka
siklus estrus dapat dibagi menajdi 4 fase, yaitu :
Proestrus
Adalah periode persiapan birahi
sesudah corpus luteum mengalami regresi (luteolisis). Pada periode ini terdapat
pertumbuhan folikel oleh rangsangan Follicle stimulating Hormon (FSH) dari
hipofisis anterior. Hormone estrogen yang berasal dari folikel perlahan kadarnya
meningkat di dalam darah, yang menyebabkan timbulnya tanda-tanda birahi mulai
terlihat.
Lama fase Proestrus pada domba
berlangsung selama 2 – 3 hari, sedangkan pada kambing 1 – 2 hari. Dimana pada
fase ini akan diakhiri dengan adanya gejala birahi yang tampak.
Estrus
Adalah suatu periode dimana
ternak betina bersedia menerima pejantan untuk dikawini. Selama periode ini
domba betina yang birahi akan mendekati dan memperhatikan pejantan,
menggoyang-goyangkan ekornya, menggesek-gesekkan badannya ke tubuh pejantan,
berjalan mengelilingi pejantan dan menciumi alat genital pejantan, dan akhirnya
diam apabila dinaiki oleh pejantan. Lama fase Estrus pada domba berlansung sekitar 24
– 36 jam, sedangkan pada kambing 34 – 38 jam.
Metestrus
Metestrus ditandai dengan
berakhirnya tanda-tanda birahi, terjadinya ovulasi 24 – 27 jam setelah awal
birahi. Corpus luteum mulai tumbuh dan berkembang memproduksi hormone progesterone
walaupun sel-sel luteal belum terbentuk sempurna. Kadar FSH, LH dan Estrogen
dalam darah telah kembali pada level basal.
Diestrus
Diestrus merupakan periode
siklus estrus yang terpanjang, dimana pada periode ini corpus luteum telah
terbentuk sempurna, hormone progesterone yang dihasilkan kadarnya makin
meningkat di dalam darah sehingga pengaruhnya terhadap pertumbuhan dinding
uterus makin jelas. Endometrium menebal, kelenjar-kelenjar otot polos uterus
berkembang untuk persiapan memelihara embrio dan pembentukan plasenta apabila
ternak tersebut mengalami kebuntingan. Apabila tidak terjadi fertilisasi,
ovarium kembali ke fase Proestrus dengan terjadinya regresi corpus luteum. Fase ini berlangsung selama 12 –
14 hari.
4.
Birahi Pada Kerbau
Apabila
seekor kerbau dara menunjukkan keinginan kawin dan gejala birahi pertama, maka
kerbau tersebut sudah pubertas. Kerbau memperlihatkan keinginan kawin dan
birahi pertama (age of puberty) pada umur 28 bulan pada yang jantan dan
29 bulan pada yang betina. Perkawinan kerbau terjadi pertama kalinya setelah
dewasa kelamin (sexualmaturity) pada umur 33 bulan baik untuk yang jantan
maupun betina.
Gejala berahi pada
kerbau cukup jelas, kerbau betina memperlihatkan pembengkakan vulva,
pengeluaran lendir jernih melalui vulva, dan diam berdiri untuk dinaiki oleh
pejantan. Apabila jantan mencium-cium daerah genital pada betina maka kerbau
betina yang berahi akan mengangkat ekornya, reaksi yang sama diperlihatkan oleh
kerbau apabila bagian tersebut diusap oleh tangan manusia, betina yang tidak
berahi memberikan reaksi yang mengelak atau lari.
Siklus
Birahi
Siklus
berahi pada kerbau lumpur berkisar antara 21 - 22 hari dan lama estrus
bervariasi 20 - 24 jam.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Sapi yang normal mengalami birahi pertama antara umur 1,5 –
2 tahun, Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
·
ternak gelisah
·
sering berteriak
·
suka menaiki dan dinaiki sesamanya
·
vulva : bengkak, berwarna merah, bila
diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: abang, abuh, anget, atau 3 B dalam
bahasa Sunda: Beureum, Bareuh, Baseuh)
·
dari vulva keluar lendir yang bening dan
tidak berwarna
·
nafsu makan berkurangGejala - gejala
birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak.
Lama waktu birahi
ternak kambing betina : 1-2 hari. Siklus birahi/ munculnya birahi ternak betina
setiap 19-20 hari. Adapun umur pertama birahi pada kambing yaitu ternak jantan
umur 6-8 bulan dan betina pada umur 8-12 bulan.
Pubertas (birahi
pertama) untuk ternak domba, terjadi pada umur 6 - 12 bulan. Masa birahi domba
terjadi 24 - 36 jam. Adapun lama siklus birahi pada ternak domba rata-rata 16 – 18 hari.
Kerbau
memperlihatkan keinginan kawin dan birahi pertama (age of puberty) pada
umur 29 bulan. Gejala berahi pada kerbau cukup jelas, kerbau betina
memperlihatkan pembengkakan vulva, pengeluaran lendir jernih melalui vulva, dan
diam berdiri untuk dinaiki oleh pejantan. Siklus berahi pada kerbau lumpur
berkisar antara 21 - 22 hari dan lama estrus bervariasi 20 - 24 jam.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
2013. Estrus dan Siklus Estrus. (Online). http://niayulianty.blogspot.com/2013/04/estrus-dan-siklus-estrus.html
Anonimous.
2011. Pengamatan Birahi Pada Sapi. (Online). http://peternakanjunaedi.blogspot.com/2011/03/praktikum-pengamatan-birahi-pada-sapi.html
Anonimous.
20112. Pengelolaan Reproduksi Ternak Kambing. (Online). http://bertani.wordpress.com/peternakan/pengelolaan-reproduksi-ternak-kambing/
Anonimous.
2013. Cara Mengetahui Pubertas Pada Kambing. (Online). http://suksesternakkambing.blogspot.com/2013/08/cara-mengetahui-pubertas-pada-kambing.html
Anonimous.
2011. Pengenalan Birahi. (Online). http://tattaspeederputra.blogspot.com/2011/12/pengenalan-birahi.html
Anonimous.
2012. Birahi dan Sinkronisasi Birahi. (Online). http://usahadombagarut.blogspot.com/2012/08/birahi-dan-sinkronisasi-birahi.html