WELCOME TO MY BLOG
| | | | |
TEGAKKAN SYARI'AH DAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kafir Tahu Khilafah akan Tegak



Setelah Israel takluk, khalifah akan menyerang Amerika dan kemudian Eropa. Ketika kaum Muslim di negeri-negeri Islam terpesona dengan demokrasi, para dedengkot Kristen justru khawatir akan berdirinya khilafah dalam waktu dekat. Sampai-sampai mereka menulis buku dan menyebarkannya ke seluruh dunia.
Pendeta Gerald Rowland, asal Queensland Australia, menerbitkan buku dengan judul cukup provokatif ‘Defeating the New Chaliphate” atau dalam terjemahan bebas berarti: Mengalahkan Khalifah yang Baru. Penulis buku ini telah lebih dari 50 tahun menjadi misionaris di berbagai belahan dunia dan pernah menetap di Yerusalem, Palestina.
Dalam bukunya, ia sangat mengetahui apa itu khilafah. Menurutnya, khalifah adalah pengganti Muhammad SAW dalam memimpin umat Islam di seluruh dunia. “Khalifah adalah pemimpin dalam agama dan politik, di mana khalifah memerintah imperium Islam. Yang paling terkenal adalah imperium Utsmani (Ottoman).”
Rowland pun membeberkan sejarah kekhilafahan Islam sejak masa setelah Nabi SAW hingga berakhirnya kekhilafahan Utsmani di Turki akibat ulah Mustafa Kemal Attaturk. Turki akhirnya berubah menjadi republik sekuler. “Dan tak ada lagi khalifah yang baru setelah itu,” tulisnya. Upaya menegakkan khilafah itu, menurut Rowland, sedang berlangsung. Tujuan utama penegakan khilafah yang baru adalah menyatukan seluruh Muslim dunia dan menyebarkan Islam dengan dakwah dan jihad.
Kekhilafahan pertama akan berusaha menaklukkan dan menundukkan Israel, khususnya Yerusalem. Nantinya, tulis pendeta itu, ibukota khilafah berada di Yerusalem. Setelah Israel takluk, katanya, khalifah akan menyerang Amerika dan kemudian Eropa. “Dan itu tidak sulit karena akan ada jutaan orang yang rela mati, karena mengharap balasan yang berlimpah dari Allah jika mereka mati.”
Dalam buku itu Rowland menulis, banyak gerakan yang ikut andil dalam menegakkan kembali khilafah Islam ini di seluruh dunia. “Anehnya, yang paling vokal menyuarakan dari kelompok-kelompok ini adalah Hizbut Tahrir,” tulisnya sambil mengambil contoh HT Inggris dan Australia.
Ia sangat khawatir, khilafah Islam ini akan menjadi momok bagi kaum Kristen dan Yahudi. Dalam bayangannya, orang kafir nantinya akan dibunuh secara teratur oleh khalifah. Terhadap kondisi ini, Rowland menulis, “Sayangnya, gereja pada umumnya bodoh dan diam tentang ancaman serius ini yang sepenuhnya bermaksud untuk memusnahkan orang Yahudi dan Kristen, bersama dengan semua penganut untuk setiap agama lain di bumi.” Makanya, menurutnya, setiap orang Kristen harus diinformasikan secara lengkap dan secara aktif bersiap menjadi prajurit Kristen dan berdiri bersama Israel ‘menanggung beban awal perang yang sangat nyata ini’.
Ia mengingatkan, serangan Islam menjadi langkah penting berdirinya khilafah yang baru. Jika Kristen dan Yahudi gagal menghadang, maka khilafah Islam akan menjadi ‘raksasa’ untuk  mengatur kembali rencana dan harapan Islam. Misionaris ini berharap dunia Barat bangun dalam menghadapi ancaman serius. “Dan mulai mengambil tindakan yang tepat untuk membendung air pasang ini yang akan pasti menyusul mereka jika tidak dihentikan.”

Sesuai Prediksi
Bagi Barat, Khilafah bukanlah ide utopis. Prof Noah Feldman, Dosen Law School, Harvard University, AS dalam bukunya yang berjudul, “The Rise dan The Down of Islamic State”, menulis, “Dapat ditegaskan bahwa meningkatnya dukungan rakyat (Islam) terhadap syariah Islam dewasa ini—meskipun pernah mengalami keruntuhan—akan dapat mengantarkan pada terwujudnya Khilafah Islamiyah yang sukses.”
Berdasarkan perhitungan yang matang kalangan intelijen Amerika Serikat, NIC (National Inteligent Council/Dewan Intelijen Nasional) yang berpusat di Washington dalam “The Global Future Mapping 2020” memperkirakan bakal berdirinya The New Islamic Chaliphate (Khalifah Islam yang baru) sebagai salah satu kekuatan dunia pada 2020. Ini adalah perkiraan para intelijen Amerika yang berasal dari seluruh dunia. Dalam laporannya tahun 2004, NIC memprediksi empat skenario yang akan hadir pada masa 10 tahun ke depan, yakni:
1.      Dovod World: “Digambarkan bahwa 15 tahun ke depan Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia”.
2.      Pax Americana: “Dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax America-nya”.
3.      A New Chaliphate: “Berdirinya kembali Khalifah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global Barat”.
4.      Cycle of Fear : “ 'Munculnya lingkaran ketakutan', dalam skenario ini respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku, akibatnya akan lahir dunia 'Orwellian' ketika pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dan tiga negara otoriter”.
Ketua Dewan Duma (Parlemen Rusia) Mikael Boreyev, dalam buku “Rusia Emperium Ketiga”, juga memprediksikan bahwa pada tahun 2020 mayoritas negara-negara di dunia akan mengalami kehancuran dan nanti hanya akan ada lima negara besar, yakni: Rusia, yang telah menggabungkan Eropa ke dalamnya; Cina, yang akan mendominasi negara-negara Asia Timur dengan kekuatan ekonomi dan militernya; Khilafah Islamiyah, yang akan membentang dari Jakarta hingga Tangier dan mayoritas daerah Afrika selatan padang pasir; dan Konfederasi yang menggabungkan benua Amerika Utara dan Amerika Selatan. Boreyev melihat bahwa India juga mungkin akan menjadi negara besar jika ia mampu menghadapi kekuatan Islam yang meliputinya.

Integrasi Antara Peternakan Dan Perkebunan




SISTEM PERTANIAN TERPADU
“Peternakan Dan Perkebunan”




OLEH :

AGIS CAHYONO. W
L1A1 11 025






JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
 



I.      PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG
Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.
          Integrasi  kelapa sawit dan sapi merupakan suatu sistem usaha tani tanaman perkebunan dan ternak yang potensial dikembangkan di Indonesia karena didukung oleh luas pertanaman kelapa sawit sekitar 7 juta hektar dan kesesuaian adaptasi ternak sapi yang baik. Kebutuhan daging sapi yang sampai saat ini belum swasembada dan sebagian masih diimpor dapat ditingkatkan populasi dan produktivitasnya melalui integrasi dengan perkebunan kelapa sawit. Integrasi ini juga dapat meningkatkan efisiensi usaha pada perkebunan kelapa sawit. Sinergi positif yang dapat dicapai dari integrasi sapi dengan kelapa sawit adalah dapat menjamin suplai pakan bagi ternak sapi, penghematan penggunaan pupuk anorganik bagi tanaman kelapa sawit dan penghematan tenaga kerja dalam pengangkutan TBS kelapa sawit dan tenaga pencari rumput untuk pakan sapi. Dengan adanya integrasi, permasalahan limbah ternak sapi dan limbah kegiatan agribisnis kelapa sawit bukan saja dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali, namun juga memberikan nilai tambah bagi seluruh pelaku usaha. Usahatani integrasi ternak sapi dengan kelapa sawit ke depan juga dapat menyehatkan lahan-lahan pertanian melalui pengembangan penggunaan pupuk organik dan dapat meningkatkan nilai tambah produk CPO sebagai produk organik yang ramah lingkungan. Dengan integrasi tersebut maka akan tercipta sentra pertumbuhan peternakan baru dimana komoditi ternak dapat saja menjadi unggulan (solely) atau komoditi ternak hanya sebagai penunjang (mix faming). Tetapi bisa saja terjadi, ternak yang tadinya sebagai unsur penunjang kemudian secara bertahap menjadi unsur utama atau sebalikya.


B.  Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui hubungan system pertanian terpadu antara peternakan dan perkebunan.
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui hubungan system pertanian terpadu antara peternakan dan perkebunan.


                                                                                
II.     PEMBAHASAN
A.  Sistem Pertanian Antara Sapi dan Sawit
Pola Penanaman Kelapa sawit
Pola tanam kelapa sawit dapat monokultur ataupun tumpangsari dan polikultur. Pada pola tanam monokulltur, sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai tanaman penutup tanah dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai. Tanaman penutup tanah (legume cover crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Sedangkan pada pola tanam tumpangsari tanah diantara tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat ditanami tanaman jagung , ternak sapi dan kolam ikan lele. 

a.   Pengajiran
Maksud pengajiran adalah untuk menentukan tempat yang akan ditanami kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Ajir harus tepat letaknya, sehingga lurus bila dilihat dari segala arah, kecuali di daerah teras dan kontur. Sistem jarak penanaman yang digunakan adalah segitiga sama sisi, dengan jarak 9x9x9 m. Dengan sistem segi tiga sama sisi ini, pada arah Utara – selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak untuk setiap tanaman adalah 9 m, jumlah tanaman 143 pohon/ha.

b.  Pembuatan Lubang Tanam
          Lubang tanam dibuat beberapa hari sebelum menanam. Ukurannya adalah 50x40x40 cm. Pada waktu menggali lubang, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan, masingmasing di sebelah Utara dan Selatan lubang.

c.     Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Adapun tahapan penanaman sebagai berikut :
1.      Letakkan bibit yang berasal dari polibag di masing-masing lubang tanam yang sudah dibuat.
2.      Siram bibit yang ada pada polybag sehari sebelum ditanam agar kelembaban tanah dan persediaan air cukup untuk bibit.
3.      Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dasar lubang tanam dengan menaburkan secara merata pupuk fosfat seperti Agrophos dan Rock Phosphate sebanyak 250 gr/lubang.
4.      Buat keratan vertikal pada sisi polybag dan lepaskan polybag dari bibit dengan hati-hati, kemudian dimasukkan ke dalam lubang.
5.      Timbun bibit dengan tanah galian bagian atas (top soil) dengan memasukkan tanah ke sekeliling bibit secara berangsur-angsur dan padatkan dengan tangan agar bibit dapat berdiri tegak.
6.      Penanaman bibit harus diatur sedemikian rupa sehingga permukaan tanah polybag sama ratanya dengan permukaan lubang yang selesai ditimbun, dengan demikian bila hujan, lubang tidak akan tergenang air.
7.      Pemberian mulsa sekitar tempat tanam bibit sangat dianjurkan.

e.  Teknik dan Cara penanaman
Masukkan bibit ke dalam lobang dengan hati-hati dan kantong plastik dibuka. Lobang ditimbun dengan tanah, tidak boleh diinjak-injak agar tidak terjadi kerusakan. Bibit yang tingginya lebih dari 150 cm, daunnya dipotong untuk mengurangi penquapan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan.

Pelepah dan Daun Kelapa Sawit
Pelepah dan Daun Kelapa Sawit dapat dijadikan sebagai pakan berserat ternak ruminansia dengan cara dichopper (dicacah) terlebih dahulu dan dilayukan selama satu malam.

 Lumpur Sawit
Lumpur hasil agroindustri pengolahan kelapa sawit dapat dijadikan sebagai pengganti bekatul sampai 80% dengan cara melakukan pengeringan lumpur sawit dan digiling menjadi tepung.

Serat Sawit
Serat buah kelapa sawit dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pakan berserat dengan cara difermentasi. Proses fermentasi serat sawit sama dengan proses fermentasi jerami padi sebagai berikut :
Proses Fermentasi Serat Sawit :
1)      Serat Sawit ditumpuk dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm pada sebuah wadah dari kayu dengan dinding papan yang tidak rapat (untuk sirkulasi udara) pada lokasi ternaungi.
2)      Diatas tumpukan tersebut diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat serat sawit), lumpur hasil samping agroindustri kelapa sawit sebanyak 5% dari total serat sawit dan atau Probiotik.
3)      Diatas tumpukan pertama diberi lagi serat sawit dan dipadatkan dengan cara dinjak-injak dengan ketinggian 50cm serta diperciki tetes tebu sebanyak 2 liter/ton (bila tidak ada tetes tebu dapat digunakan urea sebanyak 0,3% dari berat serat sawit), lumpur hasil samping agroindustri kelapa sawit sebanyak 5% dari total serat sawit dan atau Probiotik.
4)      Perlakuan yang sama dilakukan sampai terbentuk beberapa tumpukan (tinggi minimal tumpukan adalah 1,5 meter).
5)      Setelah terbentuk tumpukan yang dimaksud, dilakukan penyiraman untuk lasti kadar air tumpukan min 60% (kondisi yang baik untuk pertumbuhan mikroba fermentor) Lakukan penutupan bagian atas tumpukan dengan karung lastic atau kardus atau daun lebar.
6)      Biarkan terjadi proses fermentasi selama 14 – 21 hari.
7)      Setelah 14 – 21 hari, tumpukan dibongkar dan dikeringkan atau diangin-anginkan sampai kering sebagai stok pakan atau dapat juga langsung diberikan sebagai pakan berserat untuk ternak ruminansia.

Integritas Sapi dengan Sawit
Peternakan sapi di sekitar perkebunan kelapa sawit dimulai dalam bentuk penggembalaan bebas untuk memanfaatkan ketersediaan hijauan berbentuk gulma di bagian bawah tanaman kelapa sawit. Awaludin dan Masurni (2004) melaporkan bahwa pada tahun 2002, terdapat 214 perkebunan kelapa sawit di Malaysia telah melaksanakan sistem integrasi dengan 127.589 ekor sapi dalam program pengendalian hama terpadu pada kebun kelapa sawit. Hasilnya, usaha penggemukan sapi dapat menekan perkembangan gulma sampai 77% sehingga dapat menghemat biaya pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit.
Dalam proses pengolahan minyak sawit (CPO) dihasilkan limbah cairan yang sangat banyak, yaitu sekitar 2,5 m3/ton CPO yang dihasilkan. Limbah ini mengandung bahan pencemar yang sangat tinggi, yaitu. ‘biochemical oxygen demand’ (BOD) sekitar 20.000‑60.000 mg/l (Wenten, 2004). Pengurangan bahan padatan dari cairan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat decanter, yang menghasilkan solid ‘decanter atau lurnpur sawit. Bahan padatan ini berbentuk seperti lumpur, dengan kandungan air sekitar 75%, protein kasar 11‑14% dan lemak kasar 10‑14%. Kandungan air yang cukup tinggi, menyebabkan bahan ini mudah busuk. Apabila dibiarkan di lapangan bebas dalam waktu sekitar 2 hari, bahan ini terlihat ditumbuhi oleh jamur yang berwarna kekuningan. Apabila dikeringkan, lumpur sawit berwarna kecoklatan dan terasa sangat kasar dan keras. Banyak penelitian telah dilaporkan tentang penggunaan lumpur sawit sebagai bahan pakan ternak ruminansia maupun non‑ruminansia. Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada ternak sapi, pemberian lumpur sawit yang dicampur dengan bungil inti sawit dengan perbandingan 50:50 adalah yang terbaik untuk pertumbuhan sapi. Dilaporkan bahwa sapi droughtmaster yang digembalakan di padang penggembalaan rumput Brachiaria decumbens hanya mencapai pertmbuhan 0,25 kg/ekor/hari, tetapi dengan penambahan lumpur sawit yang dicampur dengan bungkil inti sawit, mampu mencapai pertmbuhan 0,81 kg/ekor/hari. keuntungan integrasi sapi dengan kelapa sawit adalah diperolehnya output tambahan yaitu lebih banyak produksi TBS dan Crude Palm Oil (CPO) akibat pupuk organik, penghematan biaya pembuatan kolam limbah pabrik kelapa sawit, penghematan biaya transportasi TBS, penghematan biaya pupuk karena menggunakan pupuk organik sendiri, penghematan pembuatan dan pemeliharaan jalan, pertambahan bobot hidup sapi dengan biaya murah karena pakan limbah yang murah, dan kebersihan lingkungan.  Peternakan sapi di sekitar perkebunan kelapa sawit dimulai dalam bentuk penggembalaan bebas untuk memanfaatkan ketersediaan hijauan berbentuk gulma di bagian bawah tanaman kelapa sawit. Awaludin dan Masurni (2004) melaporkan bahwa pada tahun 2002, terdapat 214 perkebunan kelapa sawit di Malaysia telah melaksanakan sistem integrasi dengan 127.589 ekor sapi dalam program pengendalian hama terpadu pada kebun kelapa sawit. Hasilnya, usaha penggemukan sapi dapat menekan perkembangan gulma sampai 77% sehingga dapat menghemat biaya pengendalian gulma pada perkebunan kelapa sawit.
Beberapa hasil penelitian integrasi sapi dengan kelapa sawit yang secara garis besar menguntungkan petani/peternak maupun pemilik perkebunan kelapa sawit. Mengapa integrasi ini perlu dan mendesak untuk dilakukan di perkebunan kelapa sawit, Chaniago (2009) menguraikan beberapa alasan tentang hal tersebut sebagai berikut:
a.       Hambatan utama pengembangan populasi sapi adalah pakan yang cukup dan berkualitas, sedangkan agribisnis kelapa sawit dapat menyediakan pakan sapi berkualitas lebih dari cukup. Integrasi sapi dalam kawasan kebun sawit akan dapat mendorong pencapaian swasembada daging dalam waktu yang relatif singkat.
b.      Integrasi menggunakan lahan usahatani yang semakin terbatas secara lebih efisien. Satu lokasi lahan dapat digunakan untuk beberapa komoditi pertanian.
c.       Lahan pertanian sudah sangat lelah (fatique soil), miskin akan bahan organik, sehingga sulit untuk mempertahankan produktivitasnya. Dengan adanya sapi di kawasan kebun sawit, maka faeces sapi bersama dengan tandan kosong sawit, limbah organik lainnya, dan limbah cair pabrik kelapa sawit bisa diolah menjadi pupuk organik untuk memupuk kelapa sawit sehingga kesuburan lahan dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan untuk meningkatkan produksi TBS.
d.      Untuk meningkatkan kelenturan dan efisiensi usaha bila terjadi kegoncangan harga TBS seperti yang terjadi beberapa kali, terakhir terjadi pada akhir tahun 2008 dan awal 2009. Hasil usaha ternak sapi yang harganya selalu meningkat bisa meningkatkan neraca usaha. Saat ini dalam persaingan yang semakin ketat dalam usaha agribisnis kelapa sawit, usaha integrasi dapat membantu keberlangsungan agribisnis kelapa sawit.
e.       Telah terlihat trend yang sangat kuat peningkatan permintaan akan bahan pangan organik, maka permintaan dan penggunaan pupuk organik akan semakin meningkat. Pupuk organik yang dihasilkan dapat digunakan sendiri dan kelebihannya dapat dijual untuk memenuhi permintaan pasar yang memberikan tambahan pendapatan. Dengan penggunaan pupuk organik sepenuhnya maka produksi CPO menjadi bahan pangan organik yang diminati oleh konsumen.
f.       Harga pupuk anorganik terus meningkat, ketersediaannya semakin terbatas dan banyak terjadi pemalsuan pupuk, sehingga dengan pupuk organik ketersediaan pupuk akan terjamin baik kualitas maupun suplainya yang harganya relatif lebih murah dibanding pupuk anorganik.

 B.  Sistem Pertanian Antara Sapi dan Kelapa
Dalam sistem integrasi ternak dan tanaman perkebunan, pada prinsipnya teknologi yang diintroduksikan mencakup teknologi pengolahan limbah tanaman perkebunan untuk pakan ternak dan pengelolaan kotoran ternak untuk pupuk organik.
Inovasi teknologi yang dapat dikembangkan dalam integrasi ternak ruminansia- tanaman kelapa selain dari pemanfaatan  hasil ikutan industri  pengolahan kelapa (ampas basah, pelepah kelapa dan bungkil kelapa) sebagai pakan ternak, pemanfaatan lahan di bawah pohon sangat potensial untuk pengembangan tanaman hijauan pakan dan padang pengembalaan ternak.
Pemanfaatan lahan di bawah tegakan pohon kelapa melalui introduksi beberapa jenis rumput unggul dengan pola tanaman campuran dengan leguminosa herba dapat beradaptasi baik dan memberikan respon positip terhadap peningkatan produktivitas bahan segar. Tanaman campuran rumput unggul Panicum maximum dan leguminosa Centrocema pubecens memberikan produksi bahan segar 24 ton/ha dan 0,5 ton/ha  Pengembangan ternak sapi  diantara kelapa tidak mengakibatkan pengaruh buruk terhadap produksi kelapa dan sebaliknya berpengaruh positip. Bila sapi dipelihara antara kelapa secara berkesinambungn dapat memberikan 73 kg kotoran padat dan 34 kg kotoran cair yang sebanding dengan 3 kg pupuk NPK/pohon/tahun. Pengaruh bahan oraganik kotoran sapi terhadap kenaikan produksi akan terlihat setahun setelah tahun ke 4 sebesar 15,3-17,5%. Dalam pengujian daya tampung ternak kambing dengan kemampuan produktivitas hijauan dalam 1 ha areal tanaman kelapa  dengan pola 0,2 ha ditanam rumput raja dan 400 patok pohon gamal sebagai pagar dan 0,6 ha tanaman jagung dengan skala pemeliharaan kambing 8 ekor memberikan pertambahan bobot badan harian sebesar 29 gr  dan produksi pupuk kandang sekitar 0,5 kg/ekor/hari.



III.       PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa ternak sapi dapat digembalakan secara bebas untuk memanfaatkan ketersediaan hijauan berbentuk gulma di bagian bawah tanaman kelapa sawit. Pemberian lumpur sawit yang dicampur dengan bungil inti sawit dengan perbandingan 50:50 adalah yang terbaik untuk pertumbuhan sapi.
Pengembangan ternak sapi  diantara kelapa tidak mengakibatkan pengaruh buruk terhadap produksi kelapa dan sebaliknya berpengaruh positip. Bila sapi dipelihara antara kelapa secara berkesinambungn dapat memberikan 73 kg kotoran padat dan 34 kg kotoran cair yang sebanding dengan 3 kg pupuk NPK/pohon/tahun. Pengaruh bahan oraganik kotoran sapi terhadap kenaikan produksi akan terlihat setahun setelah tahun ke 4 sebesar 15,3-17,5%.



DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2013. Pemeliharaan Sapi Dibawah Pohon Kelapa. (Online). http://bitbitan.blogspot.com/2013/03/pemeliharaan-sapi-di-bawah-pohon-kelapa.html
Chaniago, T. 2009. Perspektif Pengembangan Ternak Sapi di Kawasan Perkebunan Sawit.


Batman Begins - Diagonal Resize 2

iklan


animasi bergerak naruto dan onepiece