Rumah Nabi SAW di madinah terletak di pojokan masjid nabawi, tepatnya di
tempat yang sekarang dijadikan makam Nabi SAW. dan sebagai pengetahuan
saja,
bahwasanya semua nabi itu dikuburkan tepat dimana nabi itu meninggal dunia.
termasuk Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim:
Bahwa suatu hari sayyidina Umar RA pernah menemui Nabi SAW. saat itu
beliau SAW sedang berbaring di atas tikar kasar yang terbuat dari
pelepah kurma. dengan berbantalkan kulit kasar yang berisi serabut ijuk
kurma. melihat keadaan Nabi SAW yang seperti itu Umar RA pun menangis.
Kemudian Nabi SAW bertanya: Mengapa engkau menangis?
Umar RA menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini membekas pada
tubuhmu. Engkau adalah Rasulullah SAW, Utusan Allah SWT. kekayaanmu
hanya seperti ini. sedangkan kisra dan raja lainnya hidup bergelimangkan
kemewahan. Kemudian Nabi SAW menjawab: apakah engkau tidak rela jika
kemewahan itu untuk mereka di dunia dan untuk kita di akhirat nanti?
Perlu anda ketahui, Rumah Beliau SAW sangat mungil sekali, jika diukur
panjangnya tidak lebih dari 5 meter dan lebarnya hanya 3 meter. tinggi
atap sekitar 2.5 meter,
Masyaallah..
Hal utama yang menjadi patokan dalam menentukan luas rumah nabi adalah
perkataan seorang sahabat Nabi Muhammad saw yang bernama Daud Bin Qais.
Dalam kitab
shohih adabul mufrod karya Imam Bukhori disebutkan
bahwa Daud Bin Qais berkata: "Saya melihat kamar Rasulullah saw atapnya
terbuat dari pelepah kurma yang terbalut dengan serabut, saya perkirakan
lebar rumah ini, kira kira 6 atau 7 hasta, saya mengukur luas rumah
dari dalam 10 hasta, dan saya kira tingginya antara 7 dan 8, saya
berdiri dipintu aisyah saya dapati kamar ini menghadap Maghrib
(Marocco)".
1 hasta jika diukur pake meter adalah
0.45 m, lihat di
id.wikipedia.org/wiki/Hasta. Jika anda masih ragu lagi, silahkan datang
ke makam Nabi Muhammad SAW di madinah dan ukur berapa luas makam nabi di
madinah, tepatnya di pojokan masjid nabawi, dan tempat yang sekarang
dijadikan makam itulah yang dulunya dijadikan rumah oleh Nabi muhammad
SAW.
Nabi Yang Agung itu -
Yang mana Allah SWT dan Para MalaikatNya juga memujinya-
ternyata hidup dalam kesederhanaan, rumah beliau beralaskan tanah,
dindingnya terbuat dari tanah liat, atapnya dari pelepah kurma dan di
dalamnya hanya ada sedikit perabotan. Tak ada kasur dan bantal yang
empuk, tak ada AC di musim panas maupun penghangat badan di kala musim
dingin, tak ada sofa apalagi springbed.
Nabi Yang Agung itu juga tidak pernah makan sampai kenyang, Ibunda kita,
Aisyah RA menceritakan bagaimana keseharian rumah tangga Nabi SAW, "
Kami, keluarga Muhammad SAW selama sebulan pernah tidak menyalakan api (memasak) dan hanya memakan kurma secukupnya dan air".
Aisyah RA juga menceritakan bahwa Nabi SAW pernah datang kepadanya dan bertanya:
"Apakah engkau punya makanan? Ia menjawab tidak, kemudian Beliau SAW berkata: Kalau begitu aku berpuasa". Imam Muslim meriwayatkan dari
Abu Hurairah RA "
Rasulullah SAW meninggalkan dunia ini dan beliau
tidak pernah kenyang dari gandum dalam satu hari, baik makan siang
maupun makan malam"
Sebagai ilustrasi saya sertakan gambar untuk bisa memahami dan menghayati lebih jauh
 |
rumah nabi |
Ya, Kira kira seperti pic diatas yang bisa menggambarkan keadaan Rumah
Nabi SAW, Rumah seorang jendral, Pemimpin tertinggi, seorang Nabi yang
Agung, Manusia termulia sepanjang zaman di dunia dan akhirat dan
merupakan Satu satunya Nabi yang bisa memberikan syafa'at. Dan perlu
agan ingat, Nabi tidak hidup sendiri, nabi punya umat.. punya banyak
sahabat, lebih dari ratusan ribu, dan banyak diantara mereka yang
mengadukan masalahnya pada beliau SAW, tak bisa dibayangkan, bagaimana
sibuknya nabi muhammad SAW dalam melayani umatnya, sedangkan beliau dan
keluarganya sampai sebulan tidak pernah masak karena tidak punya sesuatu
buat dimasak.
Andaikata Nabi Muhammad SAW meminta pada Allah SWT biar dikasih kekayaan yang melimpah seperti kekayaan
Nabi Sulaiman,
Allah SWT pasti tidak akan menolak permintaannya. Tapi beliau tidak
pernah minta seperti itu pada Allah SWT, bahkan pada sahabat-sahabatnya
yang kaya raya pun beliau tidak pernah tamak dan dengki. hal ini
mengajarkan pada kita bahwasanya kekayaan yang sesungguhnya adalah
kekayaan hati, kekayaan harta benda di dunia tidak akan berarti apa apa
jika kita tidak pandai mensyukurinya. berapa banyak manusia yang
hartanya melimpah akan tetapi harga dirinya di mata manusia 0 besar.
berapa banyak manusia yang dikaruniai harta yang melimpah, akan tetapi
masih saja selalu tamak, rakus dan serakah dalam mencarinya.
Sumber : kabarmakkah.com