ANATOMI
REPRODUKSI BETINA
OLEH
:
AGIS
CAHYONO. W
D1B411025
Pembahasan
Ilmu reproduksi ternak merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan, bagian, fungsi, ukuran, serta pengaruh terhadap pertumbuhan
ternak dalam berkembang biak. Umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah
hewan mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormone yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Hewan
tingkat tinggi, termasuk ternak bereproduksi secara seksual, dan proses
reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang meliputi
fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintigrasi antara proses yang satu
dengan yang lainya. Adapun bagian-bagian dari alat reproduksi betina antara
lain sebagai berikut :
1.
Ovarium
Gonad
atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan
telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang
berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk
ovarium berbeda menurut spesies hewan. Pasangan ovarium normal, pada sapi yang
tidak bunting terletak di sebelah atas rongga perut, 30-45 cm di sebelah dalam
dari lubang vulva : (a) ovaria biasanya terletak dekat dengan cornua uteri,
yaitu tempat dimana dipertautkan dengan ligament ovaria ; (b) ligament ini
merupakan bagian dari alat penggantung lebar yang menggantungkan
saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian atas.
Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi
kadang-kadang pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea.
Ukuran normal ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan
antara spesies juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah.
Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm
dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding dengan
ovarium kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian
besar dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat
dilepaskan dari setiap tempat pada permukaan ovarium. Medulla ovarium
mengandung pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat.
Ovarium kanan biasanya lebih besar
daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45
cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya
superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus
luteum berwarana kuning coklat. Folikel pada ovarium bergaris tengah 12 mm
pernah ditemukan pada anak sapi berumur 4-5 bulan jauh sebelum pedet. Folikel
yang masak bergaris tengah 8-19 mm. Sedangkan corpus luteum yang telah matang
bergaris tengah 25-32 mm. Pada sapi yang tidak bunting dan normal, corpus
luteum hanya aktif untuk beberapa hari, lalu mengecil. Corpus luteum pada sapi
yang sedang bunting tetap tinggal dan aktif di dalam ovarium selama kebuntingan.
Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel
telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin
betina estrogen dan progesteron.
2.
Oviduct (Tuba Fallopi)
Oviduct atau tuba fallopi yang juga disebut tuba uterine
adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova
dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya
fertilisasi oleh spermatozoa. Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya
berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan
menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan
menjadi infundibulum, ampula, isthmus. Epitel tuba uterina berbentuk silinder
sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia
maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili. Mukosa langsung berhubungan
dengan submukosa karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Pada tuba uterina,
propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma,
sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat
lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina.
Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos
melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial
memasuki mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan
tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada dan terdiri dari
jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf.
Tuba fallopi sapi betina
merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke
bagian sempit cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4
pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu
20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari
bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua
uteri. Tuba falopi berfungsi sebagai transport sperma dan ovum, sebagai tempat
pembelahan zigot, dan kapasitasi spermatozoa.
3.
Uterus
Uterus memiliki kesamaan antara beberapa ternak lainnya,
yaitu berbetuk bicornua (dua tanduk). Pada hewan yang tak bunting uterus berada
25-40 cm ke depan dari lubang vulva, tepat di depan cervix. Corpus Uteri
bergaris tengah transversal 9-12 cm berukuran panjang 2-5 cm dan bagian depan
terbagi atas 2 tanduk. Karena tanduk uterus terletak sangat berdekatan
sepanjang 10-15 cm dan tumbuh bersama, maka seakan-akan corpus uteri tampak
lebih panjang dari pada kenyataannya. Kadang-kadang tanduk uterus memanjang
masuk ke dalam cerviks, sehingga tidak terdapat corpus uteri. Pada tempat
dimana kedua tanduk memisahkan diri garis tengahnya 3-4 cm, Dari tempat
pemisahan panjang tanduk uterus biasanya 20-35 cm, membuat panjang seluruh
uterus menjadi 30-55 cm. Panjang uterus beragam sesuai dengan umur hewan dan
faktor lain. Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen. Corpus
uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang
(30-40 cm). Tidak seperti pada kuda extremitas abdominalis dari cornua uteri
sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba uterine. Uterus merupakan
tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio. Uterus mempunyai
fungsi penting yaitu pada waktu perkawinan kerja kontraksi uterus mempermudah
pengangkutan sperma ke oviduk. Sebelum implantasi, ia mengandung cairan uterus
yang menjadi medium bersifat suspense bagi blastocyt, dan sesudah implantasi
uterus menjadi tempat pembentukan placenta dan perkembangan foetus. Uterus
berfungsi sebagai tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi
embrio). Selain itu uterus juga berfungsi sebagai saluran yang dilewati
spermatozoa menuju oviduct, dan berperan dalam proses kelahiran.
4.
Serviks
Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang
berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke
arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Fungsi
utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan untuk masuknya
jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi,
dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses
kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari lender.
Pada waktu melahirkan, Serviks akan berfungsi melebar yang memungkinkan fetus
beserta selaputnya mudah melewatinya.
Serviks atau leher uterus mengarah ke kaudal menuju ke
vagina. Serviks merupakan sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat,
kecuali pada saat terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat birahi
Serviks agak relaks sehinggga memungkinkan spermatozoa untuk memasuki uterus.
Pada saat tersebut bukan tidak mungkin Serviks akan mengeluarkan mukus yang
kemudian mengalir ke vulva. Peningkatan jumlah mucus juga diproduksi oleh
sel-sel goblet pada serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat
yang membawa infeksi dari vagina ke dalam uterus.
Epitel Serviks adalah silinder sebaris dengan banyak sel
musigen. Sel mangkok ada. Sekresi lendir yang meningkat terjadi selama berahi
dan bunting, dan banyak lendir keluar melalui vagina. Lamina propria terdiri
dari jaringan ikat pekat tidak teratur yang bersifat edematous, sehingga tampak
sebagai jaringan ikat longgar selama birahi. Tunika muskularis terdiri dari
lapis dalam melingkar dan lapis luar yang memanjang. Serabut elastik terdapat pada
jaringan ikat pada lapis otot polos yang melingkar. Lamina serosa serviks
terdiri dari jaringan ikat longgar. Saluran memanjang dari epooforon sering
tampak pada lapis ini. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus
guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing. Sfingter
itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran.
5.
Vagina
Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat
sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding
tipis. Vagina merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi
pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding
vagina yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel
penghasil lendir dan sel epitel tipis. Vagina adalah bagian saluran
peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan
vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis
hewan jantan pada saat kopulasi. Vagina terletak horisontal di ruang pelvis,
dimulai dari cervix uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm,
dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina
terdapat fornix vaginae yang merupakan kantong yang dibentuk oleh portio
vaginalis uteri. Di bagian caudal vagina berhubungan dengan vulva. Vagina sapi
lebih panjang daripada kuda, juga dindingnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm.
Di dinding ventral, diantara tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2
buah saluran Gartner yang bermuara di posterior orificium urethrae externum.
Fungsi vagina adalah sebagai tempat penumpahan spermatozoa dan sebagai tempat
jalannya portus.
6.
Vulva
Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk
clitoris dan vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang
peranan penting pada waktu kopulasi. Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari
lubang luar dan pada lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang
2 cm. Celah ini merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha
(devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium urethralis.
Saluran urethra masuk ke dalam vestibulum sedikit di depan saluran buntu
suburethra tadai pada dinding depan dan dapat merupakan sebagian dari saluran
buntu tadi. Saluran buntu sendiri panjangnya 3 – 4 cm. saluran urethra berjalan
ke depan, tepat di bawah vagina, ke kantung air seni. Vulva (pupendum feminium)
adalah bagian eksternal dari genitalis betina yang terentang dari vagina sampai
bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis
uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial
terhadap orifis uretral eksternal, yaitu hymen vestigial. Seringkali hymen tersebut
demikian rapat hingga mempengaruhi kopulasi. Vulva
terdiri dari atas Labia mayora
dan labia minora. Labia mayora berwarna hitam dan
tertutupi oleh rambut. Labia mayora
merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak
terdapat rambut yaitu labia minora.
7.
Klitoris
Komisura ventral (bagian paling bawah) dari vulva terdapat
klitoris yang merupakan organ yang asal-usul embrionalnya sama dengan
penis pada hewan jantan. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar, badan dan
kepala (glans). Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang tertutup oleh
epitel squamosa berstrata dan dengan sempurna memperoleh inervasi dari ujung
saraf sensoris. Tepat disebelah dalam di tempat pertemuan bawah bibir vulva
terdapat tenunan erectile yang disebut clitoris. Hanya bagian ujung clitoris
yang tampak, tetapi kira-kira keseluruhan panjang Klitoris kira-kira 10 cm.
Klitoris mempunyai persamaan dengan penis hewan jantan. Labia minora atau bibir
vulva yang kecil mengitari Klitoris, yang homolog dengan praeputium. Clitoris mengandung erectile
tissue sehingga dapat berereksi, juga dapat mengandung ujung syaraf
perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris bereaksi pada hewan yang
sedang estrus.
Macam-Macam Tipe Uterus Yakni:
a. Duplex Terdiri dari dua duplex, tidak
memiliki corpus-uterus, dan cornua-uterus terpisah sempurna. Tipe uterus ini
dimiliki oleh tikus, mencit, kelinci, marmot dan hewan kecil lainnya.
b. Bicornuate Terdiri dari satu
corpus-uterus yang kecil, dua cornua-uterus yang panjang berkelok-kelok, dan
satu cervix. Tipe uterus ini dimiliki oleh babi dan hewan insectivora.
c. Simple/Simplex Terdiri dari satu
cervix,satu corpus-uterus yang berukuran besar dan jelas tanpa cornua-uterus.
Tipe uterus ini dimiliki oleh hewan primate dan mamalia sejenisnya.
d. Bipartite Terdiri dari satu cervix
dan satu corpus-uterus yang jelas. Kecuali kuda,terdapat septum antara cornua
kanan dan cornua kiri. Tipe uterus ini dimiliki oleh domba,sapi, kerbau,
kucing, anjing dan kuda.
e. Uterus
Delphia dimiliki oleh hewan berkantung,
seperti opossum, kanguru, dan platypus. Semua saluran kelaminnya terbagi dua
yaitu dua kornua uteri, dua korpus uteri, dua servik, dan dua vagina.
Daftar Pustaka
Anonimous.
(Online). Anatomi Reproduksi. [http://www.scribd.com/doc/94021061/Tugas-Anatomi-Veteriner-II].
Anonimous.
2010. (Online) Organ Reproduksi Hewan Betina.[http://hotsidesite.blogspot.com/2010/07/organ-reproduksi-hewan-betina.html].
Anonimous.
2011, (online), Organ Reproduksi Betina. [http://info-peternakan.blogspot.com/2011/08/organ-reproduksi-betina.html].
Aredhieanverne.
2012, (Online). Anatomi dan Histologi Alat Reproduksi. [http://aredhieanverne.blogspot.com/2010/12/anatomi-dan-histologi-alat-reproduksi_21.html].
Ednan
Disnak. 2012, (online), Pengelolaan Reproduksi Sapi. [http://ednadisnak.blogspot.com/2012/11/pengelolaan-reproduksi-sapi-betina.html].
0 komentar:
Posting Komentar