Standar Nasional Bibit Sapi Perah
Untuk mendapatkan produksi susu yang bagus, peternak sapi
perah sebaiknya perlu mengetahui dan memahami tentang mutu Bibit Unggul Sapi
Perah FH Betina. Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging,
susu tenaga kerja dan kebutuhan lainya.
Sapi menghasilkan sekitar50 % (45 - 55 %) kebutuhan daging
di dunia, 95 % kebutuhan susu dan 85 % kebutuhan kulit. Sapi berasal dari
famili Bovidae, seperti halnya bison, banteng, kerbau (Bubalus), kerbau Afrika
(Syncherus), dan anoa.
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (
Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Zwitzerland, Belanda), Italia, Amerika,
Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan. Sapi Friesian Holstein (FH)
misalnya terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+6350 kg/th), dengan
presentase lemak susu sekitar 3 - 7 %.
Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu
berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahaun, apabila menggunakan bibit
unggul, diberi pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung
dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di
dunia mencapai 385 juta m²/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang dalam
hal ini, susu sebagai salah satu poduksi peternakan merupakan sumber protein
hewani yang semakin dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Sebagai upaya untuk memenuhi kebuthan susu tersebut dilakukan peningkatan
populasi, produksi dan produktivitas dari sapi perah.
Pada umunya peternakan sapi perah di Indonesia telah
dikelola dalam bentuk usaha peternakan sapi perah yang komersial. Oleh karena
itu, untuk usaha sapi perah yang dapat menghasilkan produksi susu secara
baik/optimal dan dapat memberkan keuntungan sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan para peternak sapi perah, maka harus menggunakan bibit yang
bermutu.
Bibit tipe sapi perah yang lahir dan beradaptasi di
Indonesia dan mempunyai ciri serta kemampuan produksi sesuai persyaratan
tertentu susu dan menghasilkan anak (pedet). Adapun Standar Mutu Bibit Unggul
Sapi Perah FH Betina, sebagai berikut ;
A. Standar Umum :
- Karena bibit sapi perah FH bibit unggul betina merupakan sapi impor, maka sapi perah bibit unggul betina yang dimasukkan harus mempunyai surat keterangan mengerani derajat kemurnian ternak tersubut yang dikeluarkan oleh Asosiasi Breeder sejenis atau badan-badan pemerintah/semi pemerintah swasta yang berwenang;
- Sapi perah bibit unggul betina tersebut harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti, cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya;
- Sapi perah bibit unggul betina tersebut harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.
B.
Standar Khusus
:
1.
Sifat Kualitatif
: warna : hitam putih dengan batas warna hitam dan putih yang jelas, sapi tidak
berwarna hitam seluruhnya dan tidak mempunyai warna lain selain warna hitam dan
putih. Sapi ditolak bila mempunyai cacat warna antara lain :
- salah satu kakinya dilingkari dengan suatu lingkaran penuh yang berwarna hitam dimana lingkaran tersebut menyentuh kukunya;
- ada bercak hitam pada salah satu kakinya yang memanjang mulai dari kukunya dan ke atas sampai batas atau melampaui persendian lututnya; tanduk : tidak bertanduk; bentuk badan : harus menunjukkan penampilan sebagai sapi perah dan mempunyai ambing dengan 4 buah puting susu yang tumbuh serta berfungsi normal, dan jumlah puting susu tidak boleh lebih maupun kurang dari 4 buah;
2.
Sifat kuantitatif :
- tinggi gumba : minimal 120 cm,
- umur ternak : 20 sampai 24 bulan sudah dalam keadaan bunting 3 - 5 bulan pada saat dikapalkan.
- Kebutingan sapi harus hasil perkawinan dengan pejantan bibit unggul FH atau sebagai hasil pembuatan dengan mani pejantan bibit unggul FH, dinyatakan dengan surat keterangan, berat badan : minimal 300 kg,
- Produksi susu : sapi perah FH bibit unggul betina harus berasal dari tetua 2 generasi sebelumnya dengan kapasitas produksi susu minimal 6.000 kg/laktasi 305 hari.
0 komentar:
Posting Komentar