WELCOME TO MY BLOG
| | | | |
TEGAKKAN SYARI'AH DAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Sabtu, 18 Oktober 2014




INDUSTRI PAKAN TERNAK




OLEH :

AGIS CAHYONO. W
L1A1 11 025






JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
  



I.      PENDAHULUAN
Dengan semakin pesatnya pembangunan dalam berbagai aspek, maka semakin terasa perlunya data statistik di semua sektor yang lengkap dan terpercaya yang sangat berguna bagi proses perencanaan, khususnya dalam perumusan kebijaksanaan. Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 51.596 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 9 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 16 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.
Tinanggea, Lalembuu, dan Andoolo merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 4.036 rumah tangga, 3.897 rumah tangga, dan 3.470 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Ranomeeto merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 896 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Konawe Selatan untuk perusahaan sebanyak 9 unit dan lainnya 16 unit. Perusahaan pertanian berbadan hukum berlokasi di kecamatan Andoolo dan Konda (masing-masing 2 perusahaan) dan Kecamatan Tinanggea, Palangga, Laeya, Mowila, dan Angata (masing-masing 1 perusahaan). Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di kecamatan Moramo, yaitu sebanyak 5 unit, kemudian Kolono sebanyak 4 unit, Tinanggea dan Buke (masing-masing 2 unit) serta Laeya, Wolasi dan Basala (masing-masing 1 unit).



II.  PEMBAHASAN
A. Kolaka
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kabupaten Kolaka terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis terletak di bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara, memanjang dari Utara ke Selatan di antara 2o00’-5o00’ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 1200 45’- 1240 06’ Bujur Timur. Kabupaten Kolaka di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sebelah Timur berbatasan Kabupaten Konawe & Konawe Selatan, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone.

Luas Wilayah
Sebagian besar wilayah Kolaka merupakan perairan (laut), sekitar ±  15.000 km2. Sedangkan wilayah  daratan 6.981,38 km2.Secara administrasi Kabupaten Kolaka pada tahun 2012 terdiri atas dua puluh wilayah kecamatan, yaitu Watubangga, Tanggetada, Pomalaa, Wundulako, Baula, Ladongi, Lambandia, Tirawuta, Kolaka, Latambaga, Wolo, Samaturu, Mowewe, Uluiwoi, Tinondo, Lalolae, Poli-Polia, Toari,
Polinggona, dan Loea.

Tanah
Topografi
Peta topografi menunjukkan bahwa Kolaka umumnya memiliki permukaan tanah yang bergunung, bergelombang berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit, terbentang dataran-dataran yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor pertanian, dengan tingkat kemiringan sebagai berikut:
• Antara 0-2 % seluas 102.493 Ha (9,94% dari luas daratan).
• Antara 2-15 % seluas 88.051 Ha (8,84% dari luas daratan).
• Antara 1 -40 % seluas 206.068 Ha (19,99% dari luas wilayah daratan).
• Antara 40% keatas seluas 634.388 Ha (61,23% dari luas daratan).

Geologis
Dari jenis tanah, Kabupaten Kolaka memiliki sedikitnya tujuh jenis tanah, yaitu tanah Podzolik Merah Kuning seluas 167.235 ha (24,17 persen dari luas tanah Kolaka), Podzolik Cokelat Kelabu 103.780 ha (15,00 persen), Lithosol 131.145 ha (18,96 persen), Regosol 40.193 ha (5,81 persen), Alluvial 54.695 ha (7,91 persen), Rezina 67.271(9,72 persen), Mediteran Merah Kuning 127.519 (18,43 persen).

Perairan (Sungai dan Laut)
Hidrologi
Kabupaten Kolaka memiliki beberapa sungai yang terdapat di 14 kecamatan. Sungai-sungai tersebut pada umumnya potensial untuk dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan industri, rumah tangga, irigasi, dan pariwisata.
Adapun sungai yang dimaksud yaitu:
·         Sungai Wolulu di Watubangga
·         Sungai Oko-Oko di Tanggetada
·         Sungai Huko-Huko di Pomalaa
·         Sungai Baula di Baula
·         Sungai Lamekongga di Wundulako
·         Sungai Ladongi di Ladongi
·         Sungai Simbune di Tirawuta
·         Sungai Balandete dan Kolaka di Kolaka
·         Sungai Mangolo di Latambaga
·         Sungai Wolo di Wolo
·         Sungai Tamboli dan Konaweha di Samaturus
·         Sungai Mowewe di Mowewe
·         Sungai Uluiwoi di Konawe
·         Sungai Andowengga dan Tokai di Poli-Polia
·         Sungai Lalolae di Lalolae
·         Sungai Toari di Toari
·         Sungai Polinggona di Polinggona
·         Sungai Loea di Loea

Iklim
Musim
Kolaka memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim Kemarau terjadi antara Bulan Mei dan Oktober, dimana angin Timur yang bertiup dari Australia tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya Musim Hujan terjadi antara Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak
menentu, demikian pula curah hujan sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.

Curah Hujan
Curah hujan dipengaruhi oleh perbedaan iklim, orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Hal ini menimbulkan adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Di wilayah Kolaka, curah hujan yang lebih dari 2.000 mm pertahun, meliputi wilayah sebelah Utara jalur Kolaka, meliputi Kecamatan Kolaka, Latambaga, Wolo, Samaturu, Mowewe, Uluiwoi, dan Tinondo. Sementara itu, curah hujan kurang dari 2.000 mm pertahun meliputi wilayah selatan dan timur, yaitu Watubangga, Toari, Polinggona, Tanggetada, Pomalaa, Baula, Wundulako, Lambandia, Poli-Polia, Loea, Ladongi, Lalolae, dan Tirawuta.

Suhu Udara
Tinggi rendahnya suhu udara dipengaruhi oleh letak geografis dari wilayah dan ketinggian permukaan laut. Wilayah Kolaka pada umumnya berada pada ketinggian kurang dari 1.000 meter, sehingga beriklim tropis. Pada tahun 2012, suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 28,8 oC – 33,9 oC, dan suhu minimum rata-rata berkisar antara 23,8 oC – 25,0 oC.

Pertanian
Penggunaan Tanah
Secara keseluruhan, luas daratan Kabupaten Kolaka mencapai 688.878 ha, sebagian besar merupakan (digunakan sebagai) hutan negara.Penggunaan lahan diklasifikasikan kedalam 13 kategori yaitu; sawah, tanah pekarangan/ tanah untuk
bangunan dan halaman sekitarnya, tanah tegal/ kebun, tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang tidak dapat ditanami, tanah tambak/kolam/ tebat dan empang, tanah lahan yang sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, tanah hutan negara, tanah perkebunan dan tanah lain-lain.
Konversi lahan menunjukkan adanya dinamika pemanfaatan tanah, dimana
telah terjadi peningkatan pemanfaatan lahan ladang tambak, kolam, tebat dan empang. Data lahan dikumpulkan setiap akhir meliputi :
a. Sawah berpengairan teknis
Sawah yang memperoleh pengairan  dimana saluran pemberi terpisah dari  saluran pembuang agar penyediaan dan  pembagian irigasi dapat sepenuhnya  diatur dan diukur dengan mudah.  Jaringan seperti ini biasanya terdiri dari  saluran induk, sekunder dan tersier.  Saluran induk, sekunder serta  bangunannya dibangun, dikuasai dan  dipelihara oleh pemerintah.

b. Sawah berpengairan setengah teknis
Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan
penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah.

c. Sawah berpengairan sederhana
Sawah yang memperoleh pengairan dimana cara pembagian dan pembuangan airnya belum teratur, walaupun pemerintah sudah ikut membangun sebagian dari jaringan
tersebut (misalnya biaya membuat bendungannya).

Tanaman Pangan
Setidaknya terdapat delapan jenis tanaman bahan makanan yang diusahakan di Kolaka yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.
Produksi padi mencakup padi sawah dan padi ladang. Kualitas produksi padi dan palawija adalah: gabah kering giling (padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang tanah), dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar).

Tanaman Buah-buahan
Data jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan di Kolaka hanya disajikan manga, durian, jeruk, pisang, pepaya, nanas, dan buah lainnya.

  Tanaman Sayur-sayuran
Data jenis tanaman sayur-sayuran meliputi bawang merah, cabe, terung, kangkung, kacang panjang, kubis, tomat, petsai, bayam, dan buncis.

Tanaman Perkebunan
Sedikitnya terdapat 18 jenis tanaman perkebunan rakyat di Kolaka yaitu: kelapa, kopi, kapuk, lada, pala, cengkeh, jambu mete, kemiri, kakao, enau/aren, kapas rakyat, kelapa sawit, tembakau, asam jawa, pinang, vanili, sagu, dan nilam.
Bentuk produksi perkebunan adalah; karet kering (karet), daun kering (teh dan tembakau), biji kering (kopi dan coklat), kulit kering (kayu manis dan kina), serat kering (rami), bunga kering (cengkeh), refined sugar (tebu dari perkebunan besar), gula mangkok (tebu dari perkebunan rakyat), equivalent kopra (kopra), biji dan bunga (pala) serta minyak daun (sereh).

Kehutanan
Hutan adalah sebuah kawasan atau suatu area yang luas yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tanaman lainya. Hutan juga dapat dimaknai sebagai suatu kumpulan  tetumbuhan, terutama pepohonan/kayu-kayuan yang menempati suatu kawasan tertentu.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal ini untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak
batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap. Kawasan hutan Indonesia ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten.
Penunjukan Kawasan Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Penunjukan kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).

Peternakan
Jenis ternak dikelompokkan menjadi: ternak besar, ternak kecil dan unggas. Di Kolaka, kelompok ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda; Kelompok ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan babi; dan kelompok unggas terdiri dari ayam kampung, ayam ras dan itik/itik manila.

Perikanan
Data statistik perikanan merupakan data sekunder yang bersumber dari Dinas Perikanan Statistik perikanan dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya. Perikanan Tangkap diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan penangkapan ikan di perairan umum. Perikanan Budidaya diklasifikasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung dan sawah.



B. Kolaka Utara
Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Kolaka Utara
Berdasarkan  angka  sementara  hasil  pencacahan lengkap sensus pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di  Kabupaten  Kolaka  Utara  sebanyak  22.973  dikelola oleh  rumah  tangga,  sebanyak  3  dikelola  oleh Perusahaan  pertanian  berbadan  hukum  dan  sebanyak 20  dikelola  oleh  selain  rumah  tangga  dan  Perusahaan berbadan hukum.
Ngapa,  Lasusua,  dan  Kodeoha  merupakan  tiga Kecamata  dengan  urutan  teratas  yang  mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu
masing-masing  3.487  rumah  tangga,  2.813  rumah tangga,  dan  2.160  rumah  tangga.   Sedangkan Kecamatan  Tolala  merupakan  wilayah  yang  paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 524 rumah tangga Untuk  jumlah  Perusahaan  pertanian  berbadan  hukum dan  usaha  pertanian  selain  Perusahaan  dan  rumah tangga  di  Kabupaten  Kolaka  Utara, sebanyak  3  unit
usaha  dikelola  oleh  Perusahaan  pertanian  berbadan hukum  dan  sebanyak  20  unit  lainnya  dikelola  oleh Perusahaan  pertanian  TIDAK  berbadan  hukum  atau
bukan rumah tangga usaha pertanian.
Jumlah  Perusahaan  pertanian  berbadan  hukum sebanyak 3 unit tersebut hanya terdapat di Kecamatan Tolala.  Sedangkan jumlah Perusahaan  TIDAK  berbadan hukum  atau  bukan  rumah  tangga  usaha  pertanian sebanyak  4  unit  terdapat  di  Kecamatan  Ngapa  dan paling  sedikit  1  unit  tersebar  di  beberapa  Kecamatan yaitu  di  Ranteangin,  Katoi,  Watunohu,  Pakue,  Batu Putih dan Tolala

Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan  Pendataan  Sapi  Potong,  Sapi  Perah,  dan Kerbau  (PSPK)  2011  yang  dilaksanakan  serentak  di seluruh  Indonesia  mulai  1-30  Juni  2011,  mencatat populasi Sapi dan Kerbau  kondisi 1 Juni 2011. Populasi Sapi dan Kerbau hasil PSPK di  Kabupaten Kolaka  Utara mencapai  1.096  ekor.  Sementara  itu,  dari  hasil  sensus pertanian  2013  yang  juga  dilaksanakan  serentak seluruh  Indonesia  mulai  1-31  Mei  2013,  populasi  Sapi dan Kerbau  kondisi 1 Mei 2013 mencapai 1.603 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut  wilayah,  Kecamatan  yang  memiliki  Sapi  dan Kerbau paling banyak adalah  Batuputih  dengan jumlah populasi  sebanyak  258  ekor,  kemudian  Pakue  Utara(194  ekor),  dan  Lambai  (147  ekor).  Sedangkan Kecamatan  yang  memiliki  Sapi  dan  Kerbau  paling sedikit  adalah  Watunohu  dengan  jumlah  populasi sebanyak 5 ekor.



C. Konawe Selatan
Gambaran Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Konawe Selatan
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 51.596 dikelola oleh rumah tangga, sebanyak 9 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 16 dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.
Tinanggea, Lalembuu, dan Andoolo merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 4.036 rumah tangga, 3.897 rumah tangga, dan 3.470 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Ranomeeto merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 896 rumah tangga.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan rumah tangga di Kabupaten Konawe Selatan untuk perusahaan sebanyak 9 unit dan lainnya 16 unit. Perusahaan pertanian berbadan hukum berlokasi di kecamatan Andoolo dan Konda (masing-masing 2 perusahaan) dan Kecamatan Tinanggea, Palangga, Laeya, Mowila, dan Angata (masing-masing 1 perusahaan). Sedangkan jumlah perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian terbanyak terdapat di kecamatan Moramo, yaitu sebanyak 5 unit, kemudian Kolono sebanyak 4 unit, Tinanggea dan Buke (masing-masing 2 unit) serta Laeya, Wolasi dan Basala (masing-masing 1 unit).

Perbandingan Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan  Pendataan  Sapi  Potong,  Sapi  Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1 Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Konawe  Selatan  mencapai  52.646  ekor.  Sementara  itu, dari  hasil  sensus  pertanian  2013,  populasi  sapi  dan kerbau mencapai 56.660 ekor.
Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut  wilayah,  Kecamatan  yang  memiliki  sapi  dan kerbau paling banyak adalah Palangga dengan jumlah populasi  sebanyak  5.507  ekor,  kemudian  Konda  (5.038 ekor), dan Andoolo (4.254 ekor). Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah kecamatan Benua dengan jumlah populasi sebanyak 243 ekor.
 





III.   PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa setidaknya terdapat delapan jenis tanaman bahan makanan yang diusahakan di Kolaka yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau, jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan di Kolaka yaitu mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya, nanas, dan buah lainnya. Dan sedikitnya terdapat 18 jenis tanaman perkebunan rakyat di Kolaka yaitu: kelapa, kopi, kapuk, lada, pala, cengkeh, jambu mete, kemiri, kakao, enau/aren, kapas rakyat, kelapa sawit, tembakau, asam jawa, pinang, vanili, sagu, dan nilam.
Jumlah Populasi Sapi dan Kerbau hasil PSPK di  Kabupaten Kolaka  Utara mencapai  1.096  ekor.  Berdasarkan hasil sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut  wilayah,  Kecamatan  yang  memiliki  Sapi  dan Kerbau paling banyak adalah  Batuputih  dengan jumlah populasi  sebanyak  258  ekor,  kemudian  Pakue  Utara(194  ekor),  dan  Lambai  (147  ekor).
Jumlah populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Konawe  Selatan  mencapai  52.646  ekor.  Sementara  itu, dari  hasil  sensus  pertanian  2013,  populasi  sapi  dan kerbau mencapai 56.660 ekor.






 

0 komentar:

Posting Komentar

Batman Begins - Diagonal Resize 2

iklan


animasi bergerak naruto dan onepiece