INDUSTRI
PAKAN TERNAK
OLEH
:
AGIS
CAHYONO. W
L1A1
11 025
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I. PENDAHULUAN
Dengan semakin pesatnya
pembangunan dalam berbagai aspek, maka semakin terasa perlunya data statistik
di semua sektor yang lengkap dan terpercaya yang sangat berguna bagi proses
perencanaan, khususnya dalam perumusan kebijaksanaan. Berdasarkan angka
sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian
di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 51.596 dikelola oleh rumah tangga,
sebanyak 9 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 16
dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.
Tinanggea, Lalembuu,
dan Andoolo merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah
rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 4.036 rumah tangga,
3.897 rumah tangga, dan 3.470 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Ranomeeto
merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya,
yaitu sebanyak 896 rumah tangga.
Sementara itu jumlah
perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
rumah tangga di Kabupaten Konawe Selatan untuk perusahaan sebanyak 9 unit dan
lainnya 16 unit. Perusahaan pertanian berbadan hukum berlokasi di kecamatan Andoolo
dan Konda (masing-masing 2 perusahaan) dan Kecamatan Tinanggea, Palangga,
Laeya, Mowila, dan Angata (masing-masing 1 perusahaan). Sedangkan jumlah
perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian
terbanyak terdapat di kecamatan Moramo, yaitu sebanyak 5 unit, kemudian Kolono
sebanyak 4 unit, Tinanggea dan Buke (masing-masing 2 unit) serta Laeya, Wolasi
dan Basala (masing-masing 1 unit).
II.
PEMBAHASAN
A.
Kolaka
Letak
Geografis dan Batas Wilayah
Kabupaten Kolaka
terletak di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi. Secara geografis terletak di
bagian barat Provinsi Sulawesi Tenggara, memanjang dari Utara ke Selatan di
antara 2o00’-5o00’ Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara
1200 45’- 1240 06’ Bujur Timur. Kabupaten Kolaka di
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Bombana, sebelah Timur berbatasan Kabupaten Konawe
& Konawe Selatan, dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi
Selatan di Teluk Bone.
Luas
Wilayah
Sebagian besar wilayah
Kolaka merupakan perairan (laut), sekitar ±
15.000 km2. Sedangkan wilayah
daratan 6.981,38 km2.Secara administrasi Kabupaten Kolaka pada tahun
2012 terdiri atas dua puluh wilayah kecamatan, yaitu Watubangga, Tanggetada,
Pomalaa, Wundulako, Baula, Ladongi, Lambandia, Tirawuta, Kolaka, Latambaga,
Wolo, Samaturu, Mowewe, Uluiwoi, Tinondo, Lalolae, Poli-Polia, Toari,
Polinggona, dan Loea.
Tanah
Topografi
Peta topografi
menunjukkan bahwa Kolaka umumnya memiliki permukaan tanah yang bergunung,
bergelombang berbukit-bukit. Diantara gunung dan bukit-bukit, terbentang
dataran-dataran yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan sektor
pertanian, dengan tingkat kemiringan sebagai berikut:
• Antara 0-2 % seluas 102.493 Ha (9,94%
dari luas daratan).
• Antara 2-15 % seluas 88.051 Ha (8,84%
dari luas daratan).
• Antara 1 -40 % seluas 206.068 Ha (19,99%
dari luas wilayah daratan).
• Antara 40% keatas seluas 634.388 Ha
(61,23% dari luas daratan).
Geologis
Dari jenis tanah,
Kabupaten Kolaka memiliki sedikitnya tujuh jenis tanah, yaitu tanah Podzolik
Merah Kuning seluas 167.235 ha (24,17 persen dari luas tanah Kolaka), Podzolik
Cokelat Kelabu 103.780 ha (15,00 persen), Lithosol 131.145 ha (18,96 persen),
Regosol 40.193 ha (5,81 persen), Alluvial 54.695 ha (7,91 persen), Rezina
67.271(9,72 persen), Mediteran Merah Kuning 127.519 (18,43 persen).
Perairan
(Sungai dan Laut)
Hidrologi
Kabupaten Kolaka
memiliki beberapa sungai yang terdapat di 14 kecamatan. Sungai-sungai tersebut
pada umumnya potensial untuk dijadikan sebagai sumber energi, untuk kebutuhan
industri, rumah tangga, irigasi, dan pariwisata.
Adapun sungai yang dimaksud yaitu:
·
Sungai Wolulu di Watubangga
·
Sungai Oko-Oko di Tanggetada
·
Sungai Huko-Huko di Pomalaa
·
Sungai Baula di Baula
·
Sungai Lamekongga di Wundulako
·
Sungai Ladongi di Ladongi
·
Sungai Simbune di Tirawuta
·
Sungai Balandete dan Kolaka di Kolaka
·
Sungai Mangolo di Latambaga
·
Sungai Wolo di Wolo
·
Sungai Tamboli dan Konaweha di Samaturus
·
Sungai Mowewe di Mowewe
·
Sungai Uluiwoi di Konawe
·
Sungai Andowengga dan Tokai di
Poli-Polia
·
Sungai Lalolae di Lalolae
·
Sungai Toari di Toari
·
Sungai Polinggona di Polinggona
·
Sungai Loea di Loea
Iklim
Musim
Kolaka memiliki dua
musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim Kemarau terjadi antara Bulan
Mei dan Oktober, dimana angin Timur yang bertiup dari Australia tidak banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya Musim Hujan
terjadi antara Bulan November dan Maret, dimana angin Barat yang bertiup dari
Benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga terjadi
musim hujan. Khusus pada Bulan April arah angin tidak
menentu, demikian pula curah hujan
sehingga pada bulan ini dikenal sebagai musim pancaroba.
Curah
Hujan
Curah hujan dipengaruhi
oleh perbedaan iklim, orografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Hal ini
menimbulkan adanya perbedaan curah hujan menurut bulan dan letak stasiun
pengamat. Di wilayah Kolaka, curah hujan yang lebih dari 2.000 mm pertahun,
meliputi wilayah sebelah Utara jalur Kolaka, meliputi Kecamatan Kolaka,
Latambaga, Wolo, Samaturu, Mowewe, Uluiwoi, dan Tinondo. Sementara itu, curah
hujan kurang dari 2.000 mm pertahun meliputi wilayah selatan dan timur, yaitu
Watubangga, Toari, Polinggona, Tanggetada, Pomalaa, Baula, Wundulako, Lambandia,
Poli-Polia, Loea, Ladongi, Lalolae, dan Tirawuta.
Suhu
Udara
Tinggi rendahnya suhu
udara dipengaruhi oleh letak geografis dari wilayah dan ketinggian permukaan
laut. Wilayah Kolaka pada umumnya berada pada ketinggian kurang dari 1.000
meter, sehingga beriklim tropis. Pada tahun 2012, suhu udara maksimum rata-rata
berkisar antara 28,8 oC – 33,9 oC, dan suhu minimum rata-rata berkisar antara
23,8 oC – 25,0 oC.
Pertanian
Penggunaan
Tanah
Secara keseluruhan,
luas daratan Kabupaten Kolaka mencapai 688.878 ha, sebagian besar merupakan (digunakan
sebagai) hutan negara.Penggunaan lahan diklasifikasikan kedalam 13 kategori yaitu;
sawah, tanah pekarangan/ tanah untuk
bangunan dan halaman sekitarnya, tanah
tegal/ kebun, tanah ladang/ huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang tidak
dapat ditanami, tanah tambak/kolam/ tebat dan empang, tanah lahan yang
sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan, tanah hutan negara,
tanah perkebunan dan tanah lain-lain.
Konversi lahan
menunjukkan adanya dinamika pemanfaatan tanah, dimana
telah terjadi peningkatan pemanfaatan lahan
ladang tambak, kolam, tebat dan empang. Data lahan dikumpulkan setiap akhir meliputi
:
a.
Sawah berpengairan teknis
Sawah yang memperoleh
pengairan dimana saluran pemberi
terpisah dari saluran pembuang agar
penyediaan dan pembagian irigasi dapat
sepenuhnya diatur dan diukur dengan
mudah. Jaringan seperti ini biasanya
terdiri dari saluran induk, sekunder dan
tersier. Saluran induk, sekunder serta bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara oleh pemerintah.
b.
Sawah berpengairan setengah teknis
Sawah berpengairan teknis akan tetapi
pemerintah hanya menguasai bangunan
penyadap untuk dapat mengatur dan
mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai
pemerintah.
c.
Sawah berpengairan sederhana
Sawah yang memperoleh pengairan dimana cara
pembagian dan pembuangan airnya belum teratur, walaupun pemerintah sudah ikut membangun
sebagian dari jaringan
tersebut (misalnya biaya membuat bendungannya).
Tanaman
Pangan
Setidaknya terdapat
delapan jenis tanaman bahan makanan yang diusahakan di Kolaka yaitu: padi
sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai
dan kacang hijau.
Produksi padi mencakup
padi sawah dan padi ladang. Kualitas produksi padi dan palawija adalah: gabah
kering giling (padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang
tanah), dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar).
Tanaman
Buah-buahan
Data jenis tanaman
buah-buahan yang diusahakan di Kolaka hanya disajikan manga, durian, jeruk,
pisang, pepaya, nanas, dan buah lainnya.
Tanaman
Sayur-sayuran
Data jenis tanaman
sayur-sayuran meliputi bawang merah, cabe, terung, kangkung, kacang panjang,
kubis, tomat, petsai, bayam, dan buncis.
Tanaman
Perkebunan
Sedikitnya terdapat 18
jenis tanaman perkebunan rakyat di Kolaka yaitu: kelapa, kopi, kapuk, lada,
pala, cengkeh, jambu mete, kemiri, kakao, enau/aren, kapas rakyat, kelapa
sawit, tembakau, asam jawa, pinang, vanili, sagu, dan nilam.
Bentuk produksi
perkebunan adalah; karet kering (karet), daun kering (teh dan tembakau), biji
kering (kopi dan coklat), kulit kering (kayu manis dan kina), serat kering
(rami), bunga kering (cengkeh), refined sugar (tebu dari perkebunan besar),
gula mangkok (tebu dari perkebunan rakyat), equivalent kopra (kopra), biji dan
bunga (pala) serta minyak daun (sereh).
Kehutanan
Hutan adalah sebuah
kawasan atau suatu area yang luas yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan
dan tanaman lainya. Hutan juga dapat dimaknai sebagai suatu kumpulan tetumbuhan, terutama pepohonan/kayu-kayuan yang
menempati suatu kawasan tertentu.
Kawasan hutan adalah
wilayah tertentu yang berupa hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal ini untuk
menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan hutan, letak
batas dan luas suatu wilayah tertentu
yang sudah ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap. Kawasan hutan Indonesia
ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dalam bentuk Surat Keputusan Menteri
Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten.
Penunjukan Kawasan
Hutan ini disusun berdasarkan hasil pemaduserasian antara Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten (RTRWP) dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK). Penunjukan
kawasan hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian dari Kawasan
Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA).
Peternakan
Jenis ternak
dikelompokkan menjadi: ternak besar, ternak kecil dan unggas. Di Kolaka,
kelompok ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda; Kelompok ternak kecil
terdiri dari kambing, domba dan babi; dan kelompok unggas terdiri dari ayam
kampung, ayam ras dan itik/itik manila.
Perikanan
Data statistik
perikanan merupakan data sekunder yang bersumber dari Dinas Perikanan Statistik
perikanan dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya. Perikanan Tangkap
diklasifikasikan atas penangkapan ikan di laut dan penangkapan ikan di perairan
umum. Perikanan Budidaya diklasifikasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya
laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung dan sawah.
B.
Kolaka Utara
Gambaran
Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Kolaka Utara
Berdasarkan angka
sementara hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013,
jumlah usaha pertanian di Kabupaten Kolaka
Utara sebanyak 22.973
dikelola oleh rumah tangga,
sebanyak 3 dikelola
oleh Perusahaan pertanian berbadan
hukum dan sebanyak 20
dikelola oleh selain
rumah tangga dan
Perusahaan berbadan hukum.
Ngapa, Lasusua,
dan Kodeoha merupakan
tiga Kecamata dengan urutan
teratas yang mempunyai jumlah rumah tangga usaha pertanian
terbanyak, yaitu
masing-masing 3.487
rumah tangga, 2.813
rumah tangga, dan 2.160
rumah tangga. Sedangkan Kecamatan Tolala
merupakan wilayah yang
paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak
524 rumah tangga Untuk jumlah Perusahaan
pertanian berbadan hukum dan
usaha pertanian selain
Perusahaan dan rumah tangga
di Kabupaten Kolaka
Utara, sebanyak 3 unit
usaha
dikelola oleh Perusahaan
pertanian berbadan hukum dan
sebanyak 20 unit
lainnya dikelola oleh Perusahaan pertanian
TIDAK berbadan hukum
atau
bukan rumah tangga usaha pertanian.
Jumlah Perusahaan
pertanian berbadan hukum sebanyak 3 unit tersebut hanya terdapat
di Kecamatan Tolala. Sedangkan jumlah
Perusahaan TIDAK berbadan hukum atau
bukan rumah tangga
usaha pertanian sebanyak 4
unit terdapat di
Kecamatan Ngapa dan paling
sedikit 1 unit
tersebar di beberapa
Kecamatan yaitu di Ranteangin,
Katoi, Watunohu, Pakue,
Batu Putih dan Tolala
Perbandingan
Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan Pendataan
Sapi Potong, Sapi
Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011
yang dilaksanakan serentak
di seluruh Indonesia mulai
1-30 Juni 2011,
mencatat populasi Sapi dan Kerbau
kondisi 1 Juni 2011. Populasi Sapi dan Kerbau hasil PSPK di Kabupaten Kolaka Utara mencapai 1.096
ekor. Sementara itu,
dari hasil sensus pertanian 2013
yang juga dilaksanakan
serentak seluruh Indonesia mulai
1-31 Mei 2013,
populasi Sapi dan Kerbau kondisi 1 Mei 2013 mencapai 1.603 ekor.
Berdasarkan hasil
sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut
wilayah, Kecamatan yang
memiliki Sapi dan Kerbau paling banyak adalah Batuputih
dengan jumlah populasi
sebanyak 258 ekor,
kemudian Pakue Utara(194
ekor), dan Lambai
(147 ekor). Sedangkan Kecamatan yang
memiliki Sapi dan
Kerbau paling sedikit adalah
Watunohu dengan jumlah
populasi sebanyak 5 ekor.
C.
Konawe Selatan
Gambaran
Umum Usaha Pertanian di Kabupaten Konawe Selatan
Berdasarkan angka
sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian
di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 51.596 dikelola oleh rumah tangga,
sebanyak 9 dikelola oleh perusahaan pertanian berbadan hukum dan sebanyak 16
dikelola oleh selain rumah tangga dan perusahaan berbadan hukum.
Tinanggea, Lalembuu,
dan Andoolo merupakan tiga Kecamatan dengan urutan teratas yang mempunyai jumlah
rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 4.036 rumah tangga,
3.897 rumah tangga, dan 3.470 rumah tangga. Sedangkan kecamatan Ranomeeto
merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya,
yaitu sebanyak 896 rumah tangga.
Sementara itu jumlah
perusahaan pertanian berbadan hukum dan usaha pertanian selain perusahaan dan
rumah tangga di Kabupaten Konawe Selatan untuk perusahaan sebanyak 9 unit dan
lainnya 16 unit. Perusahaan pertanian berbadan hukum berlokasi di kecamatan Andoolo
dan Konda (masing-masing 2 perusahaan) dan Kecamatan Tinanggea, Palangga,
Laeya, Mowila, dan Angata (masing-masing 1 perusahaan). Sedangkan jumlah
perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan usaha rumah tangga usaha pertanian
terbanyak terdapat di kecamatan Moramo, yaitu sebanyak 5 unit, kemudian Kolono
sebanyak 4 unit, Tinanggea dan Buke (masing-masing 2 unit) serta Laeya, Wolasi
dan Basala (masing-masing 1 unit).
Perbandingan
Jumlah Sapi dan Kerbau di Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2011 dan 2013
Pelaksanaan Pendataan
Sapi Potong, Sapi
Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh
Indonesia mulai 1-30 Juni 2011, mencatat populasi sapi dan kerbau kondisi 1
Juni 2011. Populasi sapi dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Konawe Selatan
mencapai 52.646 ekor.
Sementara itu, dari hasil
sensus pertanian 2013,
populasi sapi dan kerbau mencapai 56.660 ekor.
Berdasarkan hasil
sensus pertanian 2013 apabila dirinci menurut
wilayah, Kecamatan yang
memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Palangga
dengan jumlah populasi sebanyak 5.507
ekor, kemudian Konda
(5.038 ekor), dan Andoolo (4.254 ekor). Sedangkan Kecamatan yang
memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah kecamatan Benua dengan jumlah
populasi sebanyak 243 ekor.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan
di atas dapat disimpulkan bahwa setidaknya terdapat delapan jenis tanaman bahan
makanan yang diusahakan di Kolaka yaitu: padi sawah, padi ladang, jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau, jenis tanaman
buah-buahan yang diusahakan di Kolaka yaitu mangga, durian, jeruk, pisang,
pepaya, nanas, dan buah lainnya. Dan sedikitnya terdapat 18 jenis tanaman
perkebunan rakyat di Kolaka yaitu: kelapa, kopi, kapuk, lada, pala, cengkeh,
jambu mete, kemiri, kakao, enau/aren, kapas rakyat, kelapa sawit, tembakau,
asam jawa, pinang, vanili, sagu, dan nilam.
Jumlah Populasi Sapi
dan Kerbau hasil PSPK di Kabupaten
Kolaka Utara mencapai 1.096
ekor. Berdasarkan hasil sensus
pertanian 2013 apabila dirinci menurut
wilayah, Kecamatan yang
memiliki Sapi dan Kerbau paling banyak adalah Batuputih
dengan jumlah populasi
sebanyak 258 ekor,
kemudian Pakue Utara(194
ekor), dan Lambai
(147 ekor).
Jumlah populasi sapi
dan kerbau hasil PSPK di Kabupaten Konawe
Selatan mencapai 52.646
ekor. Sementara itu, dari hasil
sensus pertanian 2013,
populasi sapi dan kerbau mencapai 56.660 ekor.
0 komentar:
Posting Komentar