PENYULUHAN
DAN KOMUNIKASI PETERNAKAN
“PSIKOLOGI
BELAJAR DALAM PENYULUHAN”
Oleh
Kelompok IV:
Saputro Sastro Raharjo L1A1 11 036
Muhamad Dzikrullah L1A1
11 041
Saidin L1A1
11 029
Agis Cahyono Widodo L1A1
11 025
Gerson Tikara L1A1
11 027
Wa Ica L1A1
11 031
Muhamad Ilham Sunario L1A1 11 026
Siti Murni Sarifu L1A1
11 032
La Baisu L1A1
11 040
Kusnadi L1A1
11 034
Hajar L1A1
11 028
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
Hidayah-Nya,
serta sholawat dan
salam tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah pada mata kuliah penyuluhan dan
komunikasi peternakan dengan judul psikologi belajar dalam penyluluhan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk
kelulusan mengikuti kegiatan perkuliahan di Jurusa peternakan Fakultas
Peternakan Universitas Haluoleo, Kendari.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengasuh mata kuliah, teman-teman dan semua
pihak yang telah terlibat dan memberikan
bantuan dalam bentuk moril
maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
dibutuhkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,
September 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
SAMPUL ........................................................................... ……..
i
KATA
PENGANTAR ……................................................................. ………ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ........................................................................... ………1
B.
Tujuan dan Manfaat ................................................................... ………2
BAB
II ISI
A.
Pengertan psikologi..................................................................... ………3
B.
Peranan
Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan …. …..5
C. Peranan Psikologi Terhadap
Sistem Pengajaran Orang Dewasa …......8
D. Peranan Psikologi Terhadap
Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan …..…10
E.
Proses Pembelajaran dalam
Penyuluhan Pertanian ………………..….12
F.
Psikologi dan Penerapannya
dalam Pendidikan Masyarakat …………..14
G.
Bidang-bidang profesi dan
bidang kehidupan psikologi diterapkan…..16
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan................................................................................... …………17
B.
Saran
....................................................................................... …………17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi kognitif adalah kajian studi
ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran, bagaimana
informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan
sebagai pengetahuan. Psikologi
kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku seseorang didasarkan
pada tindakan mengenal dan memikirkan situasi di mana tingkah
laku itu terjadi.
Dalam rangka membangun
pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan
dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan
dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap
perubahan yang terjadi serta berperan aktif dalam pembangunan nasional dan
pembangunan wilayah. Untuk mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan
aparat pertanian dan tangguh di bidang pengaturan. Pelayanan dan penyuluhan
sesuai kualifikasi dan spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses
pembangunan pertanian tangguh tersebut (Soedijanto, 1996).
Seorang penyuluh
membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil
produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Para penyuluh berperan
sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang
mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992).
Penyuluhan tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa adanya pengenalan daerah
terlebih dahulu dan program kerja penyuluhan yang harus dilaksanakan bagi
daerah pertanian tersebut. Pengenalan daerah pertanian harus menghasilkan survey
dalam bentuk monografi wilayah dan kemudian dapat ditentukan program
penyuluhan yang memadai dengan tingkatan dan kepentingan di wilayah pertanian
tersebut (Kartasapoetra, 1987).
Tetapi inovasi tersebut
tidak akan berguna apabila tidak disertai dengan sosialisasi yang optimal
kepada masyarakat petani. Hal ini sering menjadi kendala dalam penyuluhan
karena masyarakat desa tidak akan langsung menerima inovasi-inovasi tersebut
melainkan harus melewati beberapa proses maupun tahapan dan membutuhkan waktu.
Psikologi merupakan hal
mendasar yang memungkinkan kita dapat membaca situasi emosi seseorang pada
kondisi tertentu. Hal ini sangat berguna diterapkan pada kegiatan penyuluhan
agar penyuluh lebih bisa membaca keadaan dan dapat mengambil keputusan yang
tepat pada suatu kondisi.
Program kerja
penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui gambaran-gambaran
tentang kondisi dan situasi usaha tani yang tengah dilakukan di pedesaan itu,
terutama mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi petani. Program kerja
penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang dibuat dengan
memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang ada, terutama
kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan dan
kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama
pelaksanaannya (Kartasapoetra, 1987).
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dari
penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui; Pengertan
psikologi, Peranan
Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan, Peranan Psikologi Terhadap
Sistem Pengajaran Orang Dewasa, Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi
Hasil Penyuluhan, Proses
Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian, Psikologi dan Penerapannya dalam
Pendidikan Masyarakat, Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan psikologi
diterapkan.
Manfaat yang ingin dicapai dari
penulisan makalah ini adalah untuk mahasiswa mengetahui;
Pengertan psikologi, Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan, Peranan
Psikologi Terhadap Sistem Pengajaran Orang Dewasa, Peranan Psikologi Terhadap
Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan, Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian, Psikologi dan
Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat, Bidang-bidang profesi dan bidang
kehidupan psikologi diterapkan.
II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi
Psikologi adalah sebuah
bidang ilmu pengetahuan yang
mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal
katanya, psikologi berasal dari bahasa
Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychē yang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia
yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi
dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Dalam kamus pintar Bahasa Indonesia
yang ditulis oleh Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso (1996) Psikologi adalah ilmu
jiwa dimana ilmu itu sendiri adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu;
pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb)
jadi psikologi adalah pengetahuan tertentu yang membahas lebih lanjut mengenai
jiwa manusia.
B.
Pengertian
Penyuluhan
Penyuluhan, menurut
mugniesyah (2006), juga dikategorikan ke dalam kegiatan pendidikan, alasannya
diantaranya adalah bahwa dalam penyuluhan pertanian terjadi proses
belajar-mengajar yang melibatkan penyuluh (fasilitator) dengan subyek
penyuluhan, yakni individu-individu anggota masyarakat petani. Proses
belajar-mengajar adalah proses yang mencakup proses belajar dan proses mengajar
dimana proses belajar adalah kegiatan atau usaha seseorang untuk mengubah
perilaku dirinya, yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan atau
tindakan. Adapun proses mengajar adalah kegiatan atau usaha seseorang atau
sekelompok orang untuk memberi kondisi agar kegiatan atau usaha
individu-individu yang sedang belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga
dapat mencapai hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan atau tindakan. Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu bagian terpenting dalam penyuluhan.
C.
Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan
Materi Penyuluhan
Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang
psikologi, terutama psikologi pendidikan orang dewasa telah digunakan sebagai
landasan dalam pengembangan teori dan praktek kegiatan penyuluhan pertanian.
Sebagai bagian dari bidang ilmu terapan yang mempunyai keterkaitan dengan
berbagai disiplin ilmu, bidang penyuluhan pertanian memiliki hubungan yang erat
dengan kajian psikologi. Ilmu psikologi telah memberikan kontribusi besar
terhadap pengembangan penyuluhan pertanian. Kontribusi tersebut dapat dicermati
minimal dalam tiga aspek, diantaranya terhadap pengembangan materi penyuluhan,
sistem pengajaran orang dewasa, dan sistem evaluasi hasil penyuluhan.
Kajian psikologi dalam kaitannya terhadap pengembangan materi
penyuluhan, memiliki kaitan erat dengan pemahaman aspek-aspek perubahan
perilaku petani. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai dalam
sistem pengajaran. Kajian psikologi terhadap bidang penyuluhan telah memberikan
peran terhadap input, proses dan output dari suatu kegiatan penyuluhan agar
dapat berjalan dengan baik. Dari tinjauan ilmu psikologi, setiap manusia
dipandang sebagai pribadi yang khas atau unik. Maka kajian psikologi dalam
pengembangan kurikulum materi penyuluhan, seyogyanya memperhatikan keunikan
yang dimiliki oleh setiap pribadi petani. Baik ditinjau dari segi tingkat
kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta
karakterisktik-karakteristik lainnya. Materi yang disajikan dalam kegiatan
penyuluhan harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap petani, untuk
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Bukan hanya dalam hal
subject matter (materi) saja. Dalam metode penyampaiannya pun, setiap kegiatan
penyuluhan harus mampu merespon kemampuan setiap petani, agar dapat berkembang
secara independen.
Dalam konteks pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di
Indonesia saat ini. Materi penyuluhan yang dikembangkan adalah materi
penyuluhan yang berorientasi praktis, yakni tertuju pada problem solving
(mengatasi masalah yang dihadapi). Pendekatan seperti ini, menekankan pada
upaya pengembangan pengetahuan, dan keterampilan, serta nilai-nilai kemampuan
dasar petani yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus akan
memungkinkan petani menjadi lebih kompeten dan lebih ahli. Dengan artian petani
diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan. Serta mempunyai
kemauan untuk melakukan sesuatu secara terkontrol. Dalam pengembangan materi
penyuluhan pertanian, kajian psikologi berhubungan erat dengan proses
pembelajaran petani diantaranya: (1) dalam hal pencapaian kemampuan petani
untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks kebutuhan; (2) dalam hal proses
penciptaan pengalaman belajar bagi petani; (3) dalam hal menciptakan ouput
hasil belajar (learning outcomes) yang sesuai dengan tujuan, dan (4) dalam hal
penentuan kualifikasi kemampuan dan keahlian (skill) petani dalam melakukan
suatu tindakan.
D.
Peranan Psikologi Terhadap Sistem
Pengajaran Orang Dewasa
Kajian psikologi dewasa ini telah melahirkan berbagai teori
yang mendasari sistem pengajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori
pengajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant
conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori lainnya.
Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing
teori tersebut. Pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan
sumbangan berarti dalam proses penyuluhan, khususnya dalam aspek pengajaran
bagi orang dewasa (POD). Kajian psikologi telah melahirkan sejumlah
prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pengajaran, tidak terkecuali dalam
pengajaran bagi orang dewasa.
Setidaknya ada tiga belas prinsip yang harus diperhatikan
seorang penyuluh dalam melaksanakan proses pengajaran bagi orang dewasa (Daeng
Sudirwo,2002) yakni: a. Agar seorang benar-benar mau belajar, ia harus
mempunyai suatu tujuan. b. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain. c. Orang itu
harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun
untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. d. Belajar itu harus terbukti dari
perubahan kelakuannya. e. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya
pula hasil sambilan. f. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau
melakukan. g. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek
intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
h. Dalam belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. i.
Untuk belajar diperlukan insight (kepandaian untuk memahami). Apa yang
dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta
lepas secara verbalistis. j. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya,
seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. k. Belajar lebih berhasil,
apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. l. Ulangan dan latihan
perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. m. Belajar hanya mungkin
kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
E.
Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi
Hasil Penyuluhan
Penilaian dan evaluasi merupakan salah satu aspek penting
dalam kegiatan penyuluhan, guna mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan yang
telah dilaksanakan. Melalui kajian psikologi, seorang penyuluh dapat
mendiagnosa perubahan perilaku apa saja yang telah diperoleh petani, jika
kegiatan penyuluhan tertentu selesai dilaksanakan. Seorang penyuluh dapat
melakukan berbagai analisa dan test secara psikologis, untuk mengukur dan
mengevaluasi hasil dari kegiatan penyuluhan.
Instrumen yang digunakan bisa melalui teknik observasi
lapangan, dan tes kemampuan (performance test) atau tes unjuk kerja. Serta
berbagai kegiatan uji coba lainnya, yang bertujuan untuk menggali informasi
dalam hal pencapaian tujuan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Selain
itu, dengan bantuan kajian psikologi seorang penyuluh dapat melihat sejauhmana
tingkat kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya dari seorang
petani. Melalui pengukuran psikologis ini, memiliki arti penting bagi upaya
pengembangan proses penyuluhan pertanian, sehingga pada gilirannya dapat
dicapai pengembangan kemampuan petani yang optimal. Oleh karena itu, betapa
pentingnya penguasaan psikologi bagi seorang penyuluh dalam melaksanakan tugas
profesionalnya.
F.
Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian
Penggunaan panca indera tidak terlepas
dari suatu proses belajar mengajar seseorang karena panca indera tersebut
selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang
di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera
pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui
indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang
akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung
secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai
berikut:
1.
Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya
inovasi yangditawarkan oleh penyuluh
2.
Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali
ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak
tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh
penyuluh.
3.
Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau
manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4.
Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba
dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk
skala yanglebih luas.
5.
Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian
dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan
adalah:
1)
Agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau
kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2)
Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk
menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan
anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
Sedangkan para ahli yang lain
menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra
penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai
menjadi 2 golongan, yaitu:
1.
Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas
penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak
personal, demonstrasi, dll.
2.
Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan
yang disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui
perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau
radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan
indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.
Metode yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan
yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran
film dan pemutaran slide.
2.
Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran.
Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat
audiotif lainnya.
3.
Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui
beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya: Demonstrasi hasil (dilihat,
didengar, dan diraba), Demonstrasi cara
(dilihat, didengar, dan diraba) dan Siaran melalui televisi (didengar dan
dilihat).
G.
Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat
Pendidikan umum didirikan sebagai
penerapan dari prinsip Thomas Jefferson yang menyatakan bahwa setiap penduduk
Amerika harus memiliki kesetaraan di bidang pendidikan selayaknya kesempatan
berpolitik. Hal ini dikarenakan para penduduk membutuhkan pendidikan untuk
membekali mereka dalam lembaga – lembaga democrat
Kemudian, oleh karena alasan inilah,
sistem pendidikan ini harus bisa diterapkan oleh setiap anak Amerika dengan
tanpa memandang ras apapun. Kemudian, penemuan – penemuan terbaru yang penting
dalam psikologi pendidikan telah menjadi sesuatu yang dapat membantu anak –
anak mendapatkan keuntungan lebih dari waktu mereka di sekolah, mendapatkan
pendekatan pembelajaran secara menyeluruh, metode efektif dalam mendidik anak –
anak yang kurang mampu, perkembangan dari tes – tes yang lebih berarti, dan
juga penerapan anak – anak dengan tantangan psikologi dan fisik nya menjadi
mempunyai lingkungan kelas yang normal, yang dikenal sebagai belajar secara
menyeluruh.
H.
Bidang-bidang Profesi Dan Bidang Kehidupan Psikologi
Diterapkan
Dalam kehidupan sehari-hari dapat
dilihat, bagaimana manusia baik secara orang- seorang maupun secara kelompok,
dan manusia dalam hubungannya dengan kelompoknya bertingkah laku. Seorang guru
misalnya berhasil membangkitkan motivasi belajar murid-muridnya. Seorang
pemimpin pabrik berhasil menggerakkan massa untuk membangun, hanya melalui
pidato. Semua itu merupakan contoh penerapan psikologi yang berhasil dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, walaupun psikologi
merupakan ilmu pengetahuan yang masih baru, namun diakui telah banyak
memberikan sumbangan yang berarti pada bidang-bidang profesi lain.
a.
Penerapan psikologi dalam bimbingan dan penyuluhan
Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar orang tersebut
mampu mengatasi dirinya sendiri, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu
cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan masa depannya. Jadi jelas,
bahwa sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah pemebrian kecerahan bathin.
b.
Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan
Dalam kehidupan kemasyarakatn dikenal adanya “pengembangan
masyarakat”, yang berusaha mendayagunakan potesi-potensi manusiawai masyrakat
untuk lebih memajukan peri kehidupan dan kemakmuran masyarakat. Dengan
pendekatan psikologi diadakanlah program pendidikan masyarakat, p[rogram
pengajaran sambil bekerja, program pemberantasan buta kasara dan sebagainya.
Diangnosa masalah-masalah
social merupakan kegiatan para ahli”pekerja social” dalam menentukan penyebab
penyakit-penyakit sosial sehingga ditemukan jalan keluar yang dapat ditempih
dan dijalankan dalam terapi sosial.
c.
Penerapan psikologi dalam bidang kepemimpinan
Pengetahuan
tentang leadership dan management tak sedikit mempergunakan penemuan-penemuan
dalam psikologi, karena yang dihadapi atau dipimpin adalah manusia atau
segolongan manusia tertentu yang mempunyai sifat atau watak tersendiri, maka
tidak heran apabila pemimpin pada suatu lembaga tertentu juga menggunakan
pendekatan psikologi dalam beberapa aspek kehidupannya, misalnya :
1.
Bagaiman membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan
bangsa.
2.
Bagaimana member pengarahan untuk menuju suatu tujuan
yang dicita-citakan.
3.
Bagaiman pencegahan dan penyembuhan kekacauan Negara,
seperti pemberontakan, criminal dan lain sebagainya.
d.
Penerapan psikologi dalam bidang criminal
Psikologi
kriminal yang mendasari analisanya dari segi psikologi dalam upaya mengetahui
tipe-tipe penjahat, misalnya teori Lombroso tentang bentuk manusia
tertentu yang menjadi penjahat, yaitu orang yang raut muknya mirip dengan raut
muka kera. Dalam hal ini Lombroso pernah menyelidiki, bahwa bentuk raut
muka tertentu yaitu, apabila dahi dan hidungnya ditarik garis lurus akan mebuat
sisi miring dibandiung garis tegak badan, cenderung untuk jadi penjahat.
Penyelidikan ini memperkaya ilmu tentang kejahatan, sedang psikologi juga
berusaha menganalisa kejahatan tersebut dari sudut kejiwaan tentenag
macam-macam frustasi dan tekanan-tekanan jiwa manusia yang menjadi sebab
timbulnya kejahatan.
I.
Teori Psikologi Kognitif dan
terapannya
a.
Prinsip
Dasar
Psikologi
Kognitif
Psikologi kognitif
adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikiran, bagaimana
informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan.
Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku
seseorang didasarkan pada tindakan mengenal dan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Prinsip
dasar psikologi kognitif : Belajar aktif, Belajar lewat interaksi social dan Belajar
lewat pengalaman sendiri
Teori psikologi
kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weitheimer)
yang
menyatakan bahwa “pengalaman
itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan”. Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt
yaitu pragnaz (kejelasan) dan closure (totalitas).
Konsep yang penting
dalam teori ini dalah Insight,
yaitu: pengamatan atau pemahaman mendadak
terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.
b.
Teori
Belajar Cognitive-Field dari Lewin.
Didasarkan pada teori
Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (psikologis dari kehidupan individu). Masing-masing
individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsur
yaitu “kepribadian
dan psikologi social”.
Ia menyatakan bahwa
tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reorganisasi atau restrukturisasi dari isi jiwa. Tingkah laku
merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan dari dalam (tujuan, kebutuhan,
tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, dan permasalahan).
c.
Cognitive
Development dari Jean
Piaget.
Dalam teorinya, Jean
Piaget memandang bahwa proses berfikir seseorang sebagai aktivitas
gradual dari fungsi
intelektual dari sesuatu yang
konkret menuju ke abstrak.
Ia memakai istilah Scheme:
“pola tingkah laku yang dapat diulang”. Tiori ini didasarkan pada keadaan yang berhubungan dengan:
· Reflex
pembawaan (bernapas, makan, minum)
· Scheme
mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
Menurut Jean Piage,
perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu : sensory motor,
pre operational, concrete operational dan formal operational
Perkembangan kognitif
individu meliputi empat tahap
pula
yaitu: Kematangan, Pengalaman
fisik/lingkungan, Transmisi social dan Equilibrium/self regulation.
Lebih lanjut Jean Piaget merumuskan, intelegensi itu
terdiri dari tiga aspek, yaitu: struktur (scheme) : pola tingkah laku yang
dapat diulang, isi (content) : pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi
masalah) dan fungsi (function) : berhunbungan dengan cara seseorang untuk
mencapai kemajuan intelektual.
d.
Pembelajaran
Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner
menyatakan bahwa orang
harus berperan secara aktif dalam mendapatkan
pengetahuan. Maksud dari Discovery
Learning yaitu seseorang yang
bertindak sebagai sumber informasi harus mampu
mengorganisasikan metode penyajian dengan cara sederhana sehingga penerima informasi
dapat menerima dan mempelajarinya sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki.
The act of discovery dari Burner:
Sesuatu informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan, keahlian dari penerima serta dapat mengubah prilakunya, maka
setelah informasi tersebut disampaikan akan terjadi perubahan yang nyata dalam
bentuk:
o
Adanya suatu kenaikan di dalam potensi
intelektual
o
Ganjaran intrinsic lebih ditekankan
daripada ekstrinsik
o
Seseorang
yang
mendapatkan informasi/materi
dapat memahaminya secara baik,
o
Penerima
materi informasi lebih senang mengingat-ingat informasi tersebut
o
Penyuluh/penyaji
informasi mampu mengidentrifikasi kemampuan penguasaan materi oleh penerima
informasi dan memahami hambatan yang dialami.
Selain ketiga tokoh diatas, Ausubel
seorang ahli pendidikan masyarakat dari Eropa juga
berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu materi pembelajaran dapat diorganisasikan
atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang
baik pula. Teori ini relatif
sama
dengan discovery learning.
e.
Implikasi
teori Psikologi
kognitif
Penerapan dan implikasi teori perkembangan kognitif Jean Piaget dalam penyuluhan adalah:
o
Bahasa, tingkat pendidikan, dan cara berfikir setiap orang berbeda. Oleh karena itu, penyuluh dapat menggunakan
bahasa yang sesuai dengan cara berfikir penerima.
o
Penerima
informasi dapat memahami setiap materi yang disampaikan secara lebih
baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Penyuluh harus membantu penerima materi agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
o
Bahan yang harus dipelajaripun hendaknya dirasakan baru tetapi tidak
asing.
o
Berikan peluang agar penerima materi penyuluhan sesuai tahap
perkembangan kemampuan dan pengetahuannya.
o
Di dalam penyuluhan, hendaknya setiap peserta diberi peluang untuk
saling berbicara dan diskusi.
Pengaplikasian teori
kognitif dalam penyuluhan
bergantung pada akomodasi. Kepada peserta
harus diberikan materi
yang belum diketahui atau
sekurang-kuragnya belum difahami agar mereka dapat serius mengikutinya. Harus diketahui bahwa
orang
tidak akan serius mengikuti materi
penyuluhan jika materi yang disampaikan telah diketahui. Oleh karena itu, materi penyuluhan haruslah disusun
sedemikian rupa sehingga selalu tampak baru. Boleh saja menyajikan materi yang
telah jamak diketahui oleh peserta penyuluhan, tetapi melalui penyajian yang
berbeda dengan menambah hal-hal yang baru baik bersumber dari hasil penelitian
maupun pengalaman. Dengan demikian peserta penyuluhan dapat mengikuti setiap
materi dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk memahaminya,
dan berusaha pula untuk mengadopsinya dalam usahatani.
III.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah ini kami
dapat menyimpulkan bahwa Dalam kamus pintar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh
Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso (1996) Psikologi adalah ilmu jiwa dimana ilmu
itu sendiri adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu; pengetahuan atau
kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb) jadi psikologi
adalah pengetahuan tertentu yang membahas lebih lanjut mengenai jiwa manusia.
Kajian psikologi dalam
kaitannya terhadap pengembangan materi penyuluhan, memiliki kaitan erat dengan
pemahaman aspek-aspek perubahan perilaku petani. Terlepas dari berbagai aliran
psikologi yang mewarnai dalam sistem pengajaran. Kajian psikologi terhadap
bidang penyuluhan telah memberikan peran terhadap input, proses dan output dari
suatu kegiatan penyuluhan agar dapat berjalan dengan baik.
Penilaian dan evaluasi
merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan penyuluhan, guna mengukur
keberhasilan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Melalui kajian
psikologi, seorang penyuluh dapat mendiagnosa perubahan perilaku apa saja yang
telah diperoleh petani, jika kegiatan penyuluhan tertentu selesai dilaksanakan.
Seorang penyuluh dapat melakukan berbagai analisa dan test secara psikologis,
untuk mengukur dan mengevaluasi hasil dari kegiatan penyuluhan.
B. Saran
Saran yang ingin kami sampaikan dari hasil makalah ini adalah agar
penyuluh pertanian maupun peternakan harus terlebih dahulu memahami
prinsip-prinsip penyuluhan agar ketika berada dimasyarakat dapat menyalurkan
ilmu yang dimiliki tanpa mengalami kesulitan.
0 komentar:
Posting Komentar