WELCOME TO MY BLOG
| | | | |
TEGAKKAN SYARI'AH DAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Sabtu, 18 Oktober 2014

Psikologi Belajar Dalam Penyuluhan




PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PETERNAKAN
“PSIKOLOGI BELAJAR DALAM PENYULUHAN”

 
Oleh Kelompok IV:
Saputro Sastro Raharjo    L1A1 11 036
Muhamad Dzikrullah       L1A1 11 041
Saidin                               L1A1 11 029
Agis Cahyono Widodo    L1A1 11 025
Gerson Tikara                   L1A1 11 027
Wa Ica                              L1A1 11 031
Muhamad Ilham Sunario             L1A1 11 026
Siti Murni Sarifu              L1A1 11 032
La Baisu                           L1A1 11 040
Kusnadi                            L1A1 11 034
Hajar                                L1A1 11 028




JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
 



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, serta sholawat dan salam tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW. sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah pada mata kuliah penyuluhan dan komunikasi peternakan dengan judul psikologi belajar dalam penyluluhan. Penulisan laporan ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan mengikuti kegiatan perkuliahan di Jurusa peternakan Fakultas Peternakan Universitas Haluoleo, Kendari.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Pengasuh mata kuliah, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.



Kendari,      September 2014


 Penyusun




DAFTAR ISI
                                                                                                                  Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... …….. i
KATA PENGANTAR    ……................................................................. ………ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................... ………1
B.     Tujuan dan Manfaat ................................................................... ………2
BAB II ISI
A.    Pengertan psikologi..................................................................... ………3
B.     Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan …. …..5
C.     Peranan Psikologi Terhadap Sistem Pengajaran Orang Dewasa …......8
D.    Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan …..…10
E.     Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian ………………..….12
F.      Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat …………..14
G.    Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan psikologi diterapkan…..16
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan................................................................................... …………17
B.     Saran  ....................................................................................... …………17


 


I.    PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikir­an, bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengeta­hu­an. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku sese­o­rang didasarkan pada tindakan mengenal dan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.
Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan dan tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan aktif dalam pembangunan nasional dan pembangunan wilayah. Untuk mewujudkan pertanian tangguh tersebut diperlukan aparat pertanian dan tangguh di bidang pengaturan. Pelayanan dan penyuluhan sesuai kualifikasi dan spesialisasi yang diperlukan bagi kelangsungan proses pembangunan pertanian tangguh tersebut (Soedijanto, 1996).
Seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Para penyuluh berperan sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992). Penyuluhan tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa adanya pengenalan daerah terlebih dahulu dan program kerja penyuluhan yang harus dilaksanakan bagi daerah pertanian tersebut. Pengenalan daerah pertanian harus menghasilkan survey dalam bentuk monografi wilayah dan kemudian dapat ditentukan program penyuluhan yang memadai dengan tingkatan dan kepentingan di wilayah pertanian tersebut (Kartasapoetra, 1987).
Tetapi inovasi tersebut tidak akan berguna apabila tidak disertai dengan sosialisasi yang optimal kepada masyarakat petani. Hal ini sering menjadi kendala dalam penyuluhan karena masyarakat desa tidak akan langsung menerima inovasi-inovasi tersebut melainkan harus melewati beberapa proses maupun tahapan dan membutuhkan waktu.
Psikologi merupakan hal mendasar yang memungkinkan kita dapat membaca situasi emosi seseorang pada kondisi tertentu. Hal ini sangat berguna diterapkan pada kegiatan penyuluhan agar penyuluh lebih bisa membaca keadaan dan dapat mengambil keputusan yang tepat pada suatu kondisi.
Program kerja penyuluhan pertanian dibuat setelah penyuluh mengetahui gambaran-gambaran tentang kondisi dan situasi usaha tani yang tengah dilakukan di pedesaan itu, terutama mengenai masalah-masalah yang sedang dihadapi petani. Program kerja penyuluhan pertanian yang baik adalah program kerja yang dibuat dengan memperhitungkan serta mempertimbangkan gambaran-gambaran yang ada, terutama kondisi dan situasi serta masalah-masalah yg dihadapi petani, peranan dan kemampuan penyuluh serta kesulitan atau hambatan yang mungkin timbul selama pelaksanaannya (Kartasapoetra, 1987).

B.       Tujuan dan Manfaat
         Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui; Pengertan psikologi, Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan, Peranan Psikologi Terhadap Sistem Pengajaran Orang Dewasa, Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan, Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian, Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat, Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan psikologi diterapkan.
          Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah untuk mahasiswa mengetahui; Pengertan psikologi, Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan, Peranan Psikologi Terhadap Sistem Pengajaran Orang Dewasa, Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan, Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian, Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat, Bidang-bidang profesi dan bidang kehidupan psikologi diterapkan.



II.        PEMBAHASAN
A.      Pengertian Psikologi
Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ψυχή” (Psychē yang berarti jiwa) dan “-λογία” (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Dalam kamus pintar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso (1996) Psikologi adalah ilmu jiwa dimana ilmu itu sendiri adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu; pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb) jadi psikologi adalah pengetahuan tertentu yang membahas lebih lanjut mengenai jiwa manusia.

B.       Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan, menurut mugniesyah (2006), juga dikategorikan ke dalam kegiatan pendidikan, alasannya diantaranya adalah bahwa dalam penyuluhan pertanian terjadi proses belajar-mengajar yang melibatkan penyuluh (fasilitator) dengan subyek penyuluhan, yakni individu-individu anggota masyarakat petani. Proses belajar-mengajar adalah proses yang mencakup proses belajar dan proses mengajar dimana proses belajar adalah kegiatan atau usaha seseorang untuk mengubah perilaku dirinya, yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan ketrampilan atau tindakan. Adapun proses mengajar adalah kegiatan atau usaha seseorang atau sekelompok orang untuk memberi kondisi agar kegiatan atau usaha individu-individu yang sedang belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga dapat mencapai hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan atau tindakan. Maka dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam penyuluhan.

 C.      Peranan Psikologi Terhadap Pengembangan Materi Penyuluhan
Tidak bisa kita sangkal lagi bahwa telah sejak lama bidang psikologi, terutama psikologi pendidikan orang dewasa telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek kegiatan penyuluhan pertanian. Sebagai bagian dari bidang ilmu terapan yang mempunyai keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu, bidang penyuluhan pertanian memiliki hubungan yang erat dengan kajian psikologi. Ilmu psikologi telah memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan penyuluhan pertanian. Kontribusi tersebut dapat dicermati minimal dalam tiga aspek, diantaranya terhadap pengembangan materi penyuluhan, sistem pengajaran orang dewasa, dan sistem evaluasi hasil penyuluhan.
Kajian psikologi dalam kaitannya terhadap pengembangan materi penyuluhan, memiliki kaitan erat dengan pemahaman aspek-aspek perubahan perilaku petani. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai dalam sistem pengajaran. Kajian psikologi terhadap bidang penyuluhan telah memberikan peran terhadap input, proses dan output dari suatu kegiatan penyuluhan agar dapat berjalan dengan baik. Dari tinjauan ilmu psikologi, setiap manusia dipandang sebagai pribadi yang khas atau unik. Maka kajian psikologi dalam pengembangan kurikulum materi penyuluhan, seyogyanya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap pribadi petani. Baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaaan serta karakterisktik-karakteristik lainnya. Materi yang disajikan dalam kegiatan penyuluhan harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap petani, untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Bukan hanya dalam hal subject matter (materi) saja. Dalam metode penyampaiannya pun, setiap kegiatan penyuluhan harus mampu merespon kemampuan setiap petani, agar dapat berkembang secara independen.
Dalam konteks pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di Indonesia saat ini. Materi penyuluhan yang dikembangkan adalah materi penyuluhan yang berorientasi praktis, yakni tertuju pada problem solving (mengatasi masalah yang dihadapi). Pendekatan seperti ini, menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, dan keterampilan, serta nilai-nilai kemampuan dasar petani yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus akan memungkinkan petani menjadi lebih kompeten dan lebih ahli. Dengan artian petani diharapkan memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan. Serta mempunyai kemauan untuk melakukan sesuatu secara terkontrol. Dalam pengembangan materi penyuluhan pertanian, kajian psikologi berhubungan erat dengan proses pembelajaran petani diantaranya: (1) dalam hal pencapaian kemampuan petani untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks kebutuhan; (2) dalam hal proses penciptaan pengalaman belajar bagi petani; (3) dalam hal menciptakan ouput hasil belajar (learning outcomes) yang sesuai dengan tujuan, dan (4) dalam hal penentuan kualifikasi kemampuan dan keahlian (skill) petani dalam melakukan suatu tindakan.

D.      Peranan Psikologi Terhadap Sistem Pengajaran Orang Dewasa
Kajian psikologi dewasa ini telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem pengajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori pengajaran, seperti : teori classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif dan teori-teori lainnya. Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing masing teori tersebut. Pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan sumbangan berarti dalam proses penyuluhan, khususnya dalam aspek pengajaran bagi orang dewasa (POD). Kajian psikologi telah melahirkan sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pengajaran, tidak terkecuali dalam pengajaran bagi orang dewasa.
Setidaknya ada tiga belas prinsip yang harus diperhatikan seorang penyuluh dalam melaksanakan proses pengajaran bagi orang dewasa (Daeng Sudirwo,2002) yakni: a. Agar seorang benar-benar mau belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan. b. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain. c. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. d. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. e. Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan. f. Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. g. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya. h. Dalam belajar seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. i. Untuk belajar diperlukan insight (kepandaian untuk memahami). Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis. j. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. k. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang menyenangkan. l. Ulangan dan latihan perlu, akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. m. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

E.       Peranan Psikologi Terhadap Sistem Evaluasi Hasil Penyuluhan
Penilaian dan evaluasi merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan penyuluhan, guna mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Melalui kajian psikologi, seorang penyuluh dapat mendiagnosa perubahan perilaku apa saja yang telah diperoleh petani, jika kegiatan penyuluhan tertentu selesai dilaksanakan. Seorang penyuluh dapat melakukan berbagai analisa dan test secara psikologis, untuk mengukur dan mengevaluasi hasil dari kegiatan penyuluhan.
Instrumen yang digunakan bisa melalui teknik observasi lapangan, dan tes kemampuan (performance test) atau tes unjuk kerja. Serta berbagai kegiatan uji coba lainnya, yang bertujuan untuk menggali informasi dalam hal pencapaian tujuan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Selain itu, dengan bantuan kajian psikologi seorang penyuluh dapat melihat sejauhmana tingkat kecerdasan, bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya dari seorang petani. Melalui pengukuran psikologis ini, memiliki arti penting bagi upaya pengembangan proses penyuluhan pertanian, sehingga pada gilirannya dapat dicapai pengembangan kemampuan petani yang optimal. Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi bagi seorang penyuluh dalam melaksanakan tugas profesionalnya.

 F.       Proses Pembelajaran dalam Penyuluhan Pertanian
Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajar seseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu proses untuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melalui serangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:
1.        Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh
2.        Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3.        Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4.        Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5.        Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1)        Agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
2)        Agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.
Sedangkan para ahli yang lain menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai menjadi 2 golongan, yaitu:
1.        Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dll.
2.        Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.        Metode yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
2.        Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
3.        Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya: Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba),  Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba) dan Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat).

G.      Psikologi dan Penerapannya dalam Pendidikan Masyarakat
Pendidikan umum didirikan sebagai penerapan dari prinsip Thomas Jefferson yang menyatakan bahwa setiap penduduk Amerika harus memiliki kesetaraan di bidang pendidikan selayaknya kesempatan berpolitik. Hal ini dikarenakan para penduduk membutuhkan pendidikan untuk membekali mereka dalam lembaga – lembaga democrat
Kemudian, oleh karena alasan inilah, sistem pendidikan ini harus bisa diterapkan oleh setiap anak Amerika dengan tanpa memandang ras apapun. Kemudian, penemuan – penemuan terbaru yang penting dalam psikologi pendidikan telah menjadi sesuatu yang dapat membantu anak – anak mendapatkan keuntungan lebih dari waktu mereka di sekolah, mendapatkan pendekatan pembelajaran secara menyeluruh, metode efektif dalam mendidik anak – anak yang kurang mampu, perkembangan dari tes – tes yang lebih berarti, dan juga penerapan anak – anak dengan tantangan psikologi dan fisik nya menjadi mempunyai lingkungan kelas yang normal, yang dikenal sebagai belajar secara menyeluruh.

H.      Bidang-bidang Profesi Dan Bidang Kehidupan Psikologi Diterapkan
Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat, bagaimana manusia baik secara orang- seorang maupun secara kelompok, dan manusia dalam hubungannya dengan kelompoknya bertingkah laku. Seorang guru misalnya berhasil membangkitkan motivasi belajar murid-muridnya. Seorang pemimpin pabrik berhasil menggerakkan massa untuk membangun, hanya melalui pidato. Semua itu merupakan contoh penerapan psikologi yang berhasil dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, walaupun psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang masih baru, namun diakui telah banyak memberikan sumbangan yang berarti pada bidang-bidang profesi lain.

a.        Penerapan psikologi dalam bimbingan dan penyuluhan
            Bimbingan dan penyuluhan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar orang tersebut mampu mengatasi dirinya sendiri, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup saat sekarang dan masa depannya. Jadi jelas, bahwa sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah pemebrian kecerahan bathin.

b.        Penerapan psikologi dalam hubungan kemasyarakatan
            Dalam kehidupan kemasyarakatn dikenal adanya “pengembangan masyarakat”, yang berusaha mendayagunakan potesi-potensi manusiawai masyrakat untuk lebih memajukan peri kehidupan dan kemakmuran masyarakat. Dengan pendekatan psikologi diadakanlah program pendidikan masyarakat, p[rogram pengajaran sambil bekerja, program pemberantasan buta kasara dan sebagainya.
      Diangnosa masalah-masalah social merupakan kegiatan para ahli”pekerja social” dalam menentukan penyebab penyakit-penyakit sosial sehingga ditemukan jalan keluar yang dapat ditempih dan dijalankan dalam terapi sosial.

c.         Penerapan psikologi dalam bidang kepemimpinan
            Pengetahuan tentang leadership dan management tak sedikit mempergunakan penemuan-penemuan dalam psikologi, karena yang dihadapi atau dipimpin adalah manusia atau segolongan manusia tertentu yang mempunyai sifat atau watak tersendiri, maka tidak heran apabila pemimpin pada suatu lembaga tertentu juga menggunakan pendekatan psikologi dalam beberapa aspek kehidupannya, misalnya :
1.        Bagaiman membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
2.        Bagaimana member pengarahan untuk menuju suatu tujuan yang dicita-citakan.
3.        Bagaiman pencegahan dan penyembuhan kekacauan Negara, seperti pemberontakan, criminal dan lain sebagainya.

d.        Penerapan psikologi dalam bidang criminal
            Psikologi kriminal yang mendasari analisanya dari segi psikologi dalam upaya mengetahui tipe-tipe penjahat, misalnya teori Lombroso tentang bentuk manusia tertentu yang menjadi penjahat, yaitu orang yang raut muknya mirip dengan raut muka kera. Dalam hal ini Lombroso pernah menyelidiki, bahwa bentuk raut muka tertentu yaitu, apabila dahi dan hidungnya ditarik garis lurus akan mebuat sisi miring dibandiung garis tegak badan, cenderung untuk jadi penjahat. Penyelidikan ini memperkaya ilmu tentang kejahatan, sedang psikologi juga berusaha menganalisa kejahatan tersebut dari sudut kejiwaan tentenag macam-macam frustasi dan tekanan-tekanan jiwa manusia yang menjadi sebab timbulnya kejahatan.

 I.         Teori Psikologi Kognitif dan terapannya
a.        Prinsip Dasar Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah kajian studi ilmiah mengenai proses-proses mental atau pikir­an, bagaimana informasi diperoleh, dipresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengeta­hu­an. Psikologi kognitif juga disebut psikologi pemrosesan informasi. Tingkah laku sese­o­rang didasarkan pada tindakan mengenal dan memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Prinsip dasar psikologi kognitif : Belajar aktif, Belajar lewat interaksi social dan Belajar lewat pengalaman sendiri
Teori psikologi kognitif berkembang dengan ditandai lahirnya teori Gestalt (Mex Weithei­mer) yang menyatakan bahwa pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Ada 2 hukum wajib dalam teori Gestalt yaitu pragnaz (kejelasan) dan closure (totalitas).
Konsep yang penting dalam teori ini dalah Insight, yaitu: pengamatan atau pemahaman menda­dak terhadap hubungan antara bagian-bagian di dalam suatu situasi masalah.

b.        Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin.
Didasarkan pada teori Gestalt, Lewin mengembangkan teori belajar berdasarkan Life Space (psikologis dari kehidupan individu). Masing-masing individu berada di dalam medan kekuatan psikologis, medan itu dinamakan Life Space yang terdiri dari dua unsur yaitu kepribadian dan psikologi social.
Ia menyatakan bahwa tingkah laku belajar merupakan usaha untuk mengadakan reor­ga­ni­sasi atau restrukturisasi dari isi jiwa. Tingkah laku merupakan hasil dari interaksi antar kekuatan dari dalam (tujuan, kebutuhan, tekanan batin, dan sebagainya) maupun dari luar (tantangan, dan permasalahan).

c.         Cognitive Development dari Jean Piaget.
Dalam teorinya, Jean Piaget memandang bahwa proses berfikir seseorang sebagai aktivitas gradual dari fung­si intelektual dari sesuatu yang konkret menuju ke abstrak. Ia memakai istilah Scheme: pola tingkah laku yang dapat diulang. Tiori ini didasarkan pada keadaan yang berhubungan dengan:
· Reflex pembawaan (bernapas, makan, minum)
· Scheme mental (pola tingkah laku yang susah diamati, dan yang dapat diamati)
            Menurut Jean Piage, perkembangan kognitif individu meliputi empat tingkat yaitu : sensory motor, pre operational, concrete operational dan formal operational
Perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap pula yaitu:  Kematangan, Pengalaman fisik/lingkungan, Transmisi social dan Equilibrium/self regulation.
Lebih lanjut Jean Piaget merumuskan, intelegensi itu terdiri dari tiga aspek, yaitu: struktur (scheme) : pola tingkah laku yang dapat diulang, isi (content) : pola tingkah laku yang spesifik (saat menghadapi masalah) dan fungsi (function) : berhunbungan dengan cara seseorang untuk mencapai kemajuan inte­lektual.

d.        Pembelajaran Menurut JA Brunner (Discovery Learning)
Teori Brunner menyatakan bahwa orang harus berperan secara aktif dalam mendapatkan pengetahuan. Maksud dari Discovery Learning yaitu seseorang yang bertindak sebagai sumber informasi harus mampu mengorganisasikan metode penyajian dengan cara sederhana sehingga penerima informasi dapat menerima dan mempelajarinya sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki.
The act of discovery dari Burner:
Sesuatu informasi yang disampaikan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan, keahlian dari penerima serta dapat mengubah prilakunya, maka setelah informasi tersebut disampaikan akan terjadi perubahan yang nyata dalam bentuk:
o    Adanya suatu kenaikan di dalam potensi intelektual
o    Ganjaran intrinsic lebih ditekankan daripada ekstrinsik
o    Seseorang yang mendapatkan informasi/materi dapat memahaminya secara baik,
o    Penerima materi informasi lebih senang mengingat-ingat informasi tersebut
o    Penyuluh/penyaji informasi mampu mengidentrifikasi kemampuan penguasa­an materi oleh penerima informasi dan memahami hambatan yang dialami.
Selain ketiga tokoh diatas, Ausubel seorang ahli pendidikan masyarakat dari Eropa juga berpengaruh dalam psikologi kognitif. Dia mengungkapkan teori ekspository teaching, yaitu materi pembelajaran dapat diorganisasikan atau disajikan secara baik agar dapat menghasilkan pengertian dan resensi yang baik pula. Teori ini relatif sama dengan discovery learning.

e.         Implikasi teori Psikologi kognitif
Penerapan dan implikasi teori perkembangan kognitif Jean Piaget dalam penyuluhan adalah:
o    Bahasa, tingkat pendidikan, dan cara berfikir setiap orang berbeda. Oleh karena itu, penyuluh dapat menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir penerima.
o    Penerima informasi dapat memahami setiap materi yang disampaikan secara lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Penyuluh harus membantu penerima materi agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
o    Bahan yang harus dipelajaripun hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
o    Berikan peluang agar penerima materi penyuluhan sesuai tahap perkem­bang­an kemampuan dan pengetahuannya.
o    Di dalam penyuluhan, hendaknya setiap peserta diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi.
Pengaplikasian teori kognitif dalam penyuluhan bergantung pada akomodasi. Kepada peserta harus diberikan materi yang belum diketahui atau sekurang-kuragnya belum difahami agar mereka dapat serius mengikutinya. Harus diketahui bahwa orang tidak akan serius mengikuti materi penyuluhan jika materi yang disampaikan telah diketahui. Oleh karena itu, materi penyuluhan haruslah disusun sedemikian rupa sehingga selalu tampak baru. Boleh saja menyajikan materi yang telah jamak diketahui oleh peserta penyuluhan, tetapi melalui penyajian yang berbeda dengan menambah hal-hal yang baru baik bersumber dari hasil penelitian maupun pengalaman. Dengan demikian peserta penyuluhan dapat mengikuti setiap materi dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mema­ha­minya, dan berusaha pula untuk mengadopsinya dalam usahatani. 



III.       PENUTUP
A.      Simpulan
Dari makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa Dalam kamus pintar Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso (1996) Psikologi adalah ilmu jiwa dimana ilmu itu sendiri adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu; pengetahuan atau kepandaian (tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb) jadi psikologi adalah pengetahuan tertentu yang membahas lebih lanjut mengenai jiwa manusia.
Kajian psikologi dalam kaitannya terhadap pengembangan materi penyuluhan, memiliki kaitan erat dengan pemahaman aspek-aspek perubahan perilaku petani. Terlepas dari berbagai aliran psikologi yang mewarnai dalam sistem pengajaran. Kajian psikologi terhadap bidang penyuluhan telah memberikan peran terhadap input, proses dan output dari suatu kegiatan penyuluhan agar dapat berjalan dengan baik.
Penilaian dan evaluasi merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan penyuluhan, guna mengukur keberhasilan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Melalui kajian psikologi, seorang penyuluh dapat mendiagnosa perubahan perilaku apa saja yang telah diperoleh petani, jika kegiatan penyuluhan tertentu selesai dilaksanakan. Seorang penyuluh dapat melakukan berbagai analisa dan test secara psikologis, untuk mengukur dan mengevaluasi hasil dari kegiatan penyuluhan.

B.       Saran
          Saran yang ingin kami sampaikan dari hasil makalah ini adalah agar penyuluh pertanian maupun peternakan harus terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip penyuluhan agar ketika berada dimasyarakat dapat menyalurkan ilmu yang dimiliki tanpa mengalami kesulitan.

0 komentar:

Posting Komentar

Batman Begins - Diagonal Resize 2

iklan


animasi bergerak naruto dan onepiece