Tim
ilmuwan dari Kanada dan Australia berhasil menumbuhkan obat penyakit genetik
langka di dalam tanaman jagung. Terobosan baru di bidang kesehatan ini
menawarkan cara lebih murah untuk menggeser pengobatan berbiaya tinggi yang
menelan ratusan ribu dolar per tahun untuk setiap pasien.
Langkah ini juga menandai hal baru
di bidang pertanian molekuler. Kelak, obat hasil rekayasa bioteknologi yang
kompleks dapat diproduksi secara massal di dalam tubuh tanaman ketimbang
dibikin pabrik.
"Jagung transgenik yang kami
rekayasa dapat mensintesis alpha-L-iduronidase, enzim yang digunakan untuk
mengobati mucopolysaccharidosis I," ujar para ilmuwan, Jumat, 21 September
2012.
Mucopolysaccharidosis I (MPS I)
adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan progresif pada jantung, otak, dan
organ tubuh bagian dalam lainnya. Penyakit ini berpotensi melemahkan kondisi
tubuh penderitanya.
Penelitian yang diterbitkan dalam
jurnal Nature Communications ini masih pada tahap awal, dan tanaman jagung
penghasil obat belum dipanen untuk diuji klinis. "Pengobatan dengan metode
ini perlu bertahun-tahun untuk mencapai pasar," ujar para ilmuwan, seperti
dikutip Reuters.
Meskidemikian, penelitian
yang dipimpin oleh para ilmuwan dari Simon Fraser University, Kanada, ini
merupakan langkah maju yang signifikan. Alasannya, penelitian menunjukkan cara
memproduksi molekul yang dapat diterima oleh sistem kekebalan tubuh manusia,
tanpa efek samping berbahaya.
MPS I adalah satu dari lusinan
gangguan penyimpanan lisosomal. Bersama penyakit fabry and gaucher, MPS I dapat
diobati dengan terapi penggantian enzim. Pengobatan penyakit ini sebelumnya
ditangani oleh perusahaan-perusahaan besar, seperti Genzyme dan Shire.
Biaya produksi obat pengganti enzim
sangat mahal, karena harus dibuat dalam kultur sel mamalia yang ditaruh di
tangki antikarat. Dalam kasus MPS I, pengobatan dengan Aldurazyme--salah satu
obat pengganti enzim--dari perusahaan Genzyme dan BioMarin menelan biaya US$
300 ribu setahun untuk anak-anak, dan lebih mahal lagi untuk orang dewasa.
"Tanaman transgenik bisa
menjadi alternatif yang hemat biaya dan aman," ujar para peneliti.
Beberapa perusahaan besar telah
mencari cara untuk membuat obat dari protein kompleks dalam tanaman, tetapi
pertanian molekuler belum menghasilkan produk komersial.
Produk paling mendekati adalah obat
penyakit gaucher yang diproduksi perusahaan Israel, Protalix BioTherapeutics
dan Pfizer. Obat tersebut diproduksi dalam kultur sel wortel--bukan di seluruh
bagian tanaman--dan telah disetujui untuk dijual di Amerika Serikat pada Mei
lalu.
0 komentar:
Posting Komentar