Islam
sebagai sebuah ideologi, tidak hanya mengatur persoalan ritual belaka. Tidak
seperti agama lainnya, Islam secara komprehensif mengatur hubungan manusia
dengan Allah, dengan dirinya sendiri dan dengan sesama manusia. Ideologi Islam,
seperti ideologi-ideologi yang lain akan berusaha melahirkan sebuah peradaban
yang berasal dari ideologi tersebut. Ideologi Islam juga tentu akan berusaha
mewujudkan sebuah negara yang akan menerapkan ideologi tersebut.
Fakta empiris menunjukkan bahwa ideologi Islam bukan
hanya terkungkung pada konsep, tetapi telah terbukti mampu menjadi sebuah
ideologi yang memimpin dunia tatkala ia diterapkan dan disebarkan oleh kekuatan
besar, yaitu Daulah Islamiyah. Daulah Islamiyah atau Negara Islam pertama kali
didirikan oleh Rasulullah SAW pasca hijrah beliau ke Madinah, pada tanggal 12
Rabiul Awal atau bertepatan dengan tanggal 23 September 622 M. Negara ini terus
berlanjut setelah wafatnya Rasulullah SAW dengan format Khilafah Islamiyah.
Kepemimpinan Khilafah Islamiyah terus berlanjut dengan kegemilangannya, sampai
diruntuhkan oleh kaki tangan Inggris, Mustafa Kemal Pasha, di Turki pada
tanggal 3 Maret 1924 M.
Walaupun sekarang Khilafah Islamiyah sudah tidak ada,
perjuangan penegakan kembali Khilafah Islamiyah tetap kencang diupayakan oleh
umat Islam di seluruh dunia. Hal ini wajar, paling tidak karena dua alasan.
Pertama, keberadaan Khilafah Islamiyah merupakan sebuah kewajiban bagi umat
Islam, dan meruntuhkannya merupakan sebuah dosa yang teramat besar. Keberadaan
Khilafah, merupakan keniscayaan agar Syariah Islam bisa diterapkan di muka
bumi. Allah SWT berfirman: “Maka putuskanlah perkara di antara manusia dengan apa yang
Allah turunkan, dan janganlah kamu menuruti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu." (QS Al Maa`idah: 48).
Dalil dari Al-Qur’an ini semakin diperkuat dengan
dalil dari As-Sunnah yang menekankan pentingnya bai’at kepada seorang Khalifah,
dan dalil dari Ijma’ Shahabat yang menegaskan kewajiban mewujudkan Khilafah
Islamiyah dan mengangkat seorang Khalifah bagi seluruh umat Islam. Ijma’
Shahabat ini terbukti dari penangguhan mereka dalam prosesi pemakaman
Rasulullah SAW untuk memilih Khalifah, sebagai kepala Negara Islam, pengganti
Rasulullah SAW.
Kedua, Tiadanya Khilafah Islamiyah menyebabkan umat
Islam mengalami kondisi yang sangat mengenaskan yang belum pernah dialami
sebelumnya. Berbagai fakta bisa kita runut, dimulai dari keterpecahan umat
Islam kedalam puluhan negara bangsa (nation state) yang berdiri sendiri,
masing-masing tak peduli terhadap kondisi umat Islam di negara lain. Kemudian
diusirnya rakyat Palestina dari tanah airnya oleh Zionis Israel pada 1948.
Penjajahan kaum kuffar di berbagai negeri Islam, seperti di Palestina, Bosnia,
Iraq, Afghanistan, dan negeri-negeri Islam lainnya. Umat Islam tanpa Khilafah
terus mengalami kemunduran di hampir seluruh aspek kehidupan, seperti politik,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Umat Islam juga terus disudutkan dengan berbagai
tuduhan yang tak berdasar, seperti sebagai pelaku terorisme. Umat Islam yang
ingin menjalankan ajaran agamanya secara sempurna dituduh berideologi setan dan
menjadi cikal bakal pelaku teror, sedangkan AS dan negara-negara Eropa yang
menjadi penyebab Perang Dunia 1 dan 2, otak dibalik berbagai konflik dan
peperangan di Amerika Selatan, Afrika, Asia Selatan, serta pembunuh jutaan
manusia di Palestina, Bosnia, Iraq dan Afghanistan dianggap sebagai pahlawan
pembela HAM dan Demokrasi.
Bahkan lebih dari itu, keberadaan Khilafah Islamiyah
sebagai pusat dan pemimpin peradaban dunia tidak hanya demi kebaikan umat Islam
tetapi kebaikan bagi seluruh manusia. Hal ini sesuai dengan konsep Islam yang
rahmatan lil ‘Alamin. Keterpurukan dunia saat ini bukan hanya dirasakan oleh
umat Islam tapi juga hampir seluruh umat manusia, kecuali segelintir kapitalis.
Krisis global yang terjadi sekarang bahkan berimbas ke negara-negara Eropa dan
Amerika yang bukan negeri Islam. Jika Khilafah tegak, maka krisis semacam ini
tak akan terjadi lagi karena Islam punya sistem keuangan yang berbasis emas dan
perak yang jauh lebih stabil daripada uang kertas.
Khilafah juga akan menjamin kesejahteraan dan keadilan
untuk seluruh warga negaranya, baik muslim maupun non muslim. Bahkan dalam
sejarah dunia, hanya Khilafah yang benar-benar membuktikan toleransi umat
beragama ketika umat Islam, Kristen dan Yahudi hidup rukun di bawah naungan
Khilafah Islamiyah.
Oleh sebab itu salah satu upaya yang dapat kita
lakukan agar khilafah dapat kembali tegak yaitu dengan berdakwah. Dakwah yang
akan membuka mata dunia bahwa hanya pada Islam lah terdapat kebahagiaan sejati
dan keselamatan. Dakwah yang bertujuan untuk mengembalikan kehidupan Islam
seperti kehidupan pada masa Rasulullah SAW dan para Shahabat Radhiyallahu
‘anhum.
Dakwah merupakan aktivitas yang teramat mulia, bahkan
pekerjaan yang paling mulia. Aktivitas ini merupakan aktivitas utama para Nabi
dan Rasul di setiap zaman, dan adakah manusia yang lebih baik daripada para
Nabi dan Rasul?. Sebuah keniscayaan, setiap orang yang meneladani aktivitas
para Nabi dan Rasul tersebut tentu juga akan mendapatkan kemuliaan di sisi
Allah. Tapi, apakah setiap orang yang berdakwah akan mendapatkan kemuliaan
seperti para Nabi dan Rasul? Apakah setiap orang yang menyandang status
pengemban dakwah berarti mereka adalah orang yang mulia?
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk golongan orang-orang muslimin.” [QS. Fushshilat: 33].
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata sesungguhnya aku ini termasuk golongan orang-orang muslimin.” [QS. Fushshilat: 33].
Ayat di atas merupakan salah satu dalil yang
menunjukkan kemuliaan para pengemban dakwah. Betapa tidak, dengan sebuah
pertanyaan retoris, Allah menyatakan bahwa tidak ada perkataan yang lebih baik
dari pada kata-kata dakwah. Luar biasa. Berarti secara otomatis, setiap
pengemban dakwah adalah orang mulia yang melakukan pekerjaan besar dan terbaik
di sisi Allah. Iya kan ?.
0 komentar:
Posting Komentar