WELCOME TO MY BLOG
| | | | |
TEGAKKAN SYARI'AH DAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Minggu, 01 Juni 2014

Saatnya Khilafah Menggantikan Demokrasi



Islam yang dipegang oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya, dan seluruh generasi terbaik setelahnya. Termasuk islam yang dipegang oleh para panglima besar islam semisal Muhammad Al;Fatih, Thariq bin ziyad, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Islam yang bukan hanya hiasan dan asesoris kehidupan, islam yang mencerahkan dan membangkitkan, islam yang sempurna, islam yang kaaffah. Mereka menjadikan islam lebih dari sekedar inspirasi, sebagai ideologi kehidupan.
Islam yang diterapkan Rasulullah saw bukanlah islam yang menganggap bahwa Allah hanya pantas dimuliakan dimasjid ataupun pada bulan Ramadhan saja. Bukan pula islam yang menaruh allah hanya pada ranah individual, sedangkan dalam ranah sosial kenegaraan, Allah dipinggirkan. Islam yang di terapkan Rasulullah saw adalah islam yang total, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam sosial kenegaraan.
Kunci keberhasilan Rasulullah saw dalam membina generasi-generasi terbaik adalah dengan menghujamkan aqidah yang kuat kepada kaum muslim. Aqidah yang diperoleh melalui jalan berpikir sehingga memuaskan akal dan menentramkan hati, serta dengan bukti-bukti yang sangat nyata.
Rasulullah saw pun memberikan contoh yang sangat nyata bahwa setiap aqidah yang benar, pasti menjadikan pengembannya selalu ingin terikat dangan hukum-hukum Allah, karena pengemban aqidah islam memahami bahwa Allah telah menurunkan aturan yang khas bagi manusia dalam rangka mengatur penghambaan kepadanya. Penghambaan manusia kepada Allah tidak hanya dalam ibadah ritual semacam shalat, dan puasa, tapi mencakup juga dalam masalah ekonomi, sosial budaya, pemerintahan, politik dsb.
Inilah takdir bagi setiap insan yang telah bersyahadat, yaitu menjalani hidupnya sesuai dengan perintah Allah semata, mengelola bumi dan manusia seperti yang dia perintahkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasul-Nya. Dengan logika ini, maka setiap kerusakan yang kita lihat didunia ini, pastilah ulah tangan manusia yang enggan menjalankan perintah Allah dalam setiap sendi kehidupannya.
Sesungguhnya tidak ada cara lain bagi orang yang berfikir sehat, dan tidak ada pilihan lain bagi orang muslim, bahwa satu-satunya solusi bagi keterpurukan ummat saat ini adalah mengembalikkan aqidah dan syariat islam dalam tubuh ummat agar mereka bangkit sebagimana Rasulullah saw membangkitkan umat muslim. Penerapan hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah seharusnya menjadi harga mati bagi orang-orang yang memahami aqidah dan syariat islam.

Sayangnya, islam yang dicontohkan Nabi Muhammad saw yang menyatu dalam kedua sisi, baik sisi politis maupun spiritual, tidak banyak dipahami oleh masyarakat. Bahkan, tokoh-tokoh yang dianggap sebagai sumber pengetahuan islam pun menganggap bahwa ide bersatunya politik dan spiritual islam bukan berasal dari khazanah ilmu islam. Bahkan, berkembang diantara kaum muslim pernyataan di dalam bibel :
“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”(Matius 22:21).
Tampaknya sekulerisme telah sukses merasuk ke dalam jiwa umat islam, menjadikan umat memandang bahwa islam hanyalah pengatur ibadah dan akhirnya membuat ummat berdalil dengan hujjah yang bukan berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan pula dari sahabat maupun ilmuwan islam.
Rasulullah saw sendiri telah mengatur bagaimana penjagaan syariah islam melalui kekuasaan dengan sabdanya yang mulia:
“Dahulu bani israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para nabi. Setiap nabi meninggal, digantikan oleh nabi berikutnya. Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku. Tetapi nanti akan ada banyak khalifah. Para sahabat bertanya, Apa yang engkau perintahkan kepada kami?. Beliau menjawab, penuhilah bai’at yang pertama, dan yang pertama saja. Berikanlah hak mereka, sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban terhadap urusan yang dibebankan kepada mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).
            Para nabi Allah sejatinya melakukan aktivitas politik atau aktivitas pengurusan ummatnya. Begitupun Rasulullah saw melakukan aktivitas politik dalam pengurusan ummatnya dengan menjadi kepala negara di Madinah Al-Munawarrah. Rasul menjelaskan bahwa sepeninggalnya tidak ada lagi nabi, sehingga kepengurusan ummat diteruskan oleh para khalifah.
            Inilah kekuasaan yang dimaksud dalam islam, yang dapat menjamin diterapkannya hukum Allah diatas muka bumi dan memberikan kesejahteraan serta keadilan dan rahmat seluruh alam. Dan rasul pun tidak pernah memerintahkan, mewajibkan, atau mencontohkan sitem lain dalam kekuasaan kecuali dengan sistem khilafah. Ketiadaan khilafah ini sudah pasti akan membuat syariat islam tidak dapat diterapkan, yang akhirnya menyebabkan kehancuran ekonomi, kerusakan sosial budaya dan politik, matinya keadilan dan hukum sebagai hasil tidak diterapkannya hukum islam. Maka wajarlah imam Mawardi menegaskan dalam kitabnya Ahkamus Sulthaniyyah.
“Mengangkat imam (khalifah) bagi yang menegakannya di tengah-tengah umat merupakan kewajiban berdasarkan ijma”
Ketika terwujud kepemimpinan islam untuk seluruh ummat muslim diseluruh dunia dengan adanya khilafah, islam akan menunjukan jatidiri yang sebenarnya. Dengan khilafah inilah, akan terwujud persatuan kaum muslim yang hakiki. Dengan kepemimpinan islam ini, dilahirkanlah salaf yang memegang teguh islam. Dalam kepemimpinan ini konstantinopel dibebaskan oleh kaum muslim. Dengan kepemimpinan ini pula insya Allah Roma akan dibebaskan kaum muslim. Maka sesungguhnya tiada perkataan yang lebih mulia dibandingkan dengan muslim yang mendakwahkan islam dan berupaya untuk meninggikan kalimat Allah lewat penerapan islam sempurna dibawah panji syahadat dalam naungan khilafah.
Akhirnya, bila dalam pembebasan konstantinopel kaum muslim harus bersabar sekitar 825 tahun, dan dalam rentang waktu itu, ulama tidak henti-hentinya menyemangati, mendorong, bahkan terjun ke medan jihad untuk menggapai bisyarah Rasulullah saw, dan akhirnya semua keberanian, ketaatan dan kesabaran terakumulasi pada seorang Muhammad Al-Fatih. Allah pun mengizinkan kaum muslim menyaksikan kebenaran bisyarah tersebut melalui pemuda 21 tahun itu.
Dan masih ada bisyarah rasul tentang pembebasan Romawi Barat yang dilambangkan dengan kota Roma. Karena itu, bagi kaum muslim yang meyakini janni Allah, pembebasan kota Roma sebenarnya telah terjadi karena rasul telah menyampaikannya. Kenyataannya hanya tinggal menunggu waktu saja. Pertanyaannya adalah “Siapa yang akan lebih dulu merealisasikan bisyarah itu!”.
Niscaya suatu saat nanti akan ada seorang pemuda yang akan memasuki gerbang kota Roma sambil menggenggam bendera putih bertuliskan kalimat syahadat. Dia berjalan perlahan menuju tengah kota dengan keimanan dan kerendahan hati. Lisannya basah oleh kalimat dzikir dan ucapan syukur atas nikmat yang diterimanya dari tuhannya, dan dia pun berkata :
“Alhamdulillah, inilah janji Rasul-ku dan Tuhan-ku kepadaku dan seluruh ummat muslim, sungguh aku telah melihat hal ini jauh sebelum mataku melihatnya. Maka sabda Rasul telah aku genapkan, dan janji Allah telah aku buktikan”.
            Pada saat yang sama, dia melihat panji Rasulullah saw yang berwarna hitam dan putihnya berkibar gagah diseluruh bumi dari timur hingga barat.
            Bangkitlah kaum muslim, kota roma menanti kita!, Insya Allah dia akan dibebaskan dengan pemimpin dan pasukan sekualitas Muhammad Al-Fatih dan pasukannya. Roma akan ditaklukan di bawah panji syahadatin pada masa khilafah. 

0 komentar:

Posting Komentar

Batman Begins - Diagonal Resize 2

iklan


animasi bergerak naruto dan onepiece