WELCOME TO MY BLOG
| | | | |
TEGAKKAN SYARI'AH DAN KHILAFAH ISLAMIYAH

Minggu, 30 Juni 2013

Pembibitan Sapi Potong Model Loka


Dukungan terhadap Program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang dicanangkan tanggal 11 Juni 2005 adalah dengan upaya pencapaian Program Percepatan Swasembada Daging Sapi pada tahun 2010. Realisasi Program Swasembada Daging 2010 adalah dengan peningkatan baik populasi maupun produktivitas sapi potong karena dalam kurun waktu 1994 – 2002 populasi sapi potong mengalami penurunan sebesar 3,1% per tahun.

Penurunan populasi sapi potong tersebut hanya mampu menyuplai kebutuhan daging sapi sebesar 1,72 kg/ tahun padahal konsumsi ini diramalkan akan meningkat 2 – 3 kali lipat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk mendukung program menuju swasembada daging 2010 adalah dengan meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi.

Kurangnya pasokan sapi bakalan merupakan permasalahan utama dalam industri sapi potong Indonesia. Dukungan penuh terhadap Program Swasembada Daging 2010 oleh Loka Penelitian Sapi Potong adalah dengan menyiapkan strategi pembibitan sapi potong menggunakan teknologi kandang kelompok, teknologi pakan berbasis tanaman padi, teknologi kawin alam dan penyapihan pedet umur 205 hari diharapkan mampu mencapai terlaksananya program percepatan swasembada daging 2010.

Pola Perbibitan

Pada tahap awal Lolitsapi merupakan lembaga yang melakukan perbibitan sapi potong selanjutnya melakukan penjaringan pejantan maupun induk sebagai tetua sedangkan turunannya digunakan sebagai pejantan PO yang memiliki pedigree serta diketahui kemampuan produksi tetuanya. Upaya mendapatkan bibit sumber dilakukan melalui seleksi berdasarkan nilai pemuliaan tampilan produksi (pertumbuhan dan statistik tubuh) pada umur sapih (205 hari), 1 tahun (365 hari) dan 18 bulan (540 hari) secara bertahap.

Sapi–sapi pejantan hasil seleksi di di Lolitsapi akan digunakan sebagai pemacek dan dikembangkan melalui kegiatan Unit Pengelola Bibit Unggul (UPBU), disebarkan sebagai pemacek di wilayah pengembangan sapi potong (VBC) maupun diserahkan ke BIB atau BIBD.

Monitoring terhadap pedet–pedet turunan pejantan di Lolitsapi, UPBU, VBC maupun BIB dilakukan untuk mengamati nilai pemuliaan pejantan tersebut. Selain melakukan penelitian peningkatan produktivitas sapi potong melalui peningkatan mutu genetik di Stasiun Percobaan, juga dilakukan pembinaan terhadap kelompok ternak diwilayah pengembangan sapi PO yang bertujuan untuk peningkatan produktivitas sapi potong di daerah tersebut serta menjaring sapi PO baik sebagai bibit sumber maupun untuk replacement.

Manajemen Perkawinan
Perkawinan di Lolitsapi dilakukan dengan menggunakan sistem kawin alam. Seekor sapi pejantan digunakan untuk mengawini 10–30 ekor induk pada sistem perkawinan alam di kandang kelompok. Agar sapi bibit sumber dapat menghasilkan pedet setiap tahunnya (11–14 bulan), maka harus dilakukan pengaturan reproduksinya sebagai berikut :

a. Minimal 40 hari post partus induk harus dimasukan ke kandang kawin dengan target selama dua kali siklus estrus sudah bunting.

b. Satu sampai 2 bulan sebelum beranak, induk diberi ransum berprotein dan energi cukup tinggi untuk mendukung tercapainya kondisi badan yang cukup bagus saat beranak dan selama beberapa bulan awal menyusui pedetnya serta untuk mempercepat estrus setelah beranak (anoestrus post partus).

Manajemen Penyapihan

Umur penyapihan pedet pada usaha peternakan rakyat sangat beragam yaitu berkisar 4-6 bulan dengan model penyusuan tanpa batas (Affandhy et al.,2001). Penyapihan dilakukan pada saat pedet berumur 7 bulan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyapihan pedet adalah :

1. Aspek biologi yang mempertim-bangkan kesiapan pencernaan pedet terhadap pakan berserat kasar tinggi selain itu susu juga merupakan pakan terbaik untuk pedet karena pencernaannya masih dalam fase monogastrik.

2. Aspek teknis yang mempertimbangkan kecukupan pakan bagi induk dan pedet.

3. Aspek ekonomis yang mempertim-bangkan susu induk merupakan pakan berkualitas yang murah serta harga jual pedet optimal.

Manajemen Perkandangan

Kandang koloni atau kandang kelompok merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat, berfungsi sebagai tempat perkawinan dan pembesaran anak sampai dengan disapih, atau digunakan sebagai kandang pembesaran maupun penggemukan. Sepanjang bagian sisi kandang dilengkapi dengan tempat palungan yaitu pada sisi depan untuk tempat pakan hijauan dan tempat air minum secara terpisah, sedangkan pada sisi belakang kandang palungan untuk tempat pakan penguat atau konsentrat.

Penyisiran sapi bunting setelah kebuntingan 8 bulan dilakukan pemisahan dari kelompok untuk dikelompokkan dalam kandang beranak sampai dengan anak umur 40 hari. Setelah pedet umur 40 hari, induk beserta anak dikumpulkan dengan pejantan terpilih dalam kandang kelompok. Pedet disapih pada umur 7 bulan untuk selanjutnya dipelihara dalam kandang pembesaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Batman Begins - Diagonal Resize 2

iklan


animasi bergerak naruto dan onepiece